Untuk Mudik CC Motor Perlu Dibatasi
Menurutnya, perlu regulasi khusus untuk sepeda motor semisal menetapkan batas maksimas isi silinder (cc)
TRIBUNJATENG .COM, SEMARANG - Masih tingginya pemudik bersepeda motor dan kecelaakaan membuat pakar transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Joko Setijowarno angkat bicara. Menurutnya, perlu regulasi khusus untuk sepeda motor semisal menetapkan batas maksimas isi silinder (cc) untuk umum yaitu 100 cc sebagai contoh dan memberlakukan kawasan bebas sepeda motor.
Dampak kebijakan sepeda motor diproduksi di atas 100 cc adalah kecelakaan meningkat (termsk korbannya) di atas 70%. Selain itu cc yang besar sering disalahgunakan untuk tndakan kriminal, atau timbul aksi balap liar. Di negara lain isi sepeda motor kurang dari 100 cc dan tak dijdkan kend jarak jauh. Hanya jarak dekat dan dibatasi wilayah operasinya.
"Pada tahun 1970 hingga 1990 beredar cukup banyak sepeda motor bebek merk Honda C70, Suzuki FR80, Yamaha V75 yang isi silinder nya kurang dari 100 cc. Tidak ada yang memakai untuk mudik, pasti tak nyaman, dan laju rendah," katanya ketika dihubungi, Senin (27/8/2012).
"Ke depan untyk mengurangi mudik sepeda motor, pemerintah bisa menggratiskan atauo byr murah angkutan lewat laut ((TNI AL, ASDP, PELNI) atau darat lewat KAI atau dengan truk. Semuanya dibayar pemerintah lewat Public Service Obligation," tambah Joko.
Selain itu, target rel ganda sebisa mungkin diselesaikan sebelum lebaran 2013. Karena hal itu bisa membantu penambahan kapasitas penumpang kereta api.
"Perlu juga ketegasan polantas untuk menindak pelanggaran tanpa toleransi," ujarnya.
Tentunya, semua langkah itu harus diimbangi pelayanan transportasi umum yang berkualitas. Sebisa mungkin transportasi umum senyaman kendaraan pribadi. Selain itu transportasi umum harus terintegrasi dengan moda lain di simpul transportasi. (*)