DPK Perbankan DIY Tumbuh 21 Persen
, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan di DIY mengalami pertumbuhan mencapai 21,23 persen.
TRIBUNJATENG.COM YOGYA, - Hingga Desember 2012, kinerja perbankan DIY menunjukkan arah yang positif. Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Provinsi DIY, Causa Imam Karana mengatakan, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan di DIY mengalami pertumbuhan mencapai 21,23 persen. "Pertumbuhan ini mendorong perhimpunan DPK perbankan menjadi Rp 34,8 triliun," terangnya pada Kamis (7/2/2013).
Pertumbuhan DPK pada 2012 menurutnya lebih baik dibanding capaian tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 17 persen. Menurut jenis produknya, DPK perbankan DIY masih didominasi oleh produk dana murah, yakni tabungan. Hingga Desember 2012, produk tabungan bisa terhimpun Rp 18,7 triliun. "Di posisi berikutnya, deposito yang nilainya mencapai Rp 11,2 triliun, dan giro sebesar Rp 5 triliun," katanya.
Dari sisi aset, perbankan DIY juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hingga akhir 2012, aset perbankan DIY berhasil tumbuh 20,12 persen.
Selain perhimpunan DPK, kinerja yang cukup bagus ini juga ditunjukkan oleh penyaluran kredit. Per tutup tahun 2012 lalu,
kredit yang berhasil disalurkan mencapai Rp 21,8 triliun atau tumbuh 21,74 persen yoy. Petumbuhan kredit yang naik signifikan ini, lanjutnya, didorong oleh tumbuhnya sektor ekonomi. Ia menyebutkan, sektor pertanian berhasil tumbuh 121,8 persen, kemudian disusul sektor pertambangan 99 persen dan sektor jasa perorangan rumah tangga sebesar 70,88 persen.
Ia berpendapat, kredit pertanian yang membaik ini didukung oleh produktivitas lahan pertanian yang optimal sepanjang 2012. Namun, kondisi ini tidak akan berlangsung seterusnya, karena sangat bergantung oleh musim. Karenanya ia berharap adanya pemberian nilai tambah dan nilai ekonomis terhadap produk-produk pertanian. "Ini juga berlaku untuk sektor-sektor lain," paparnya.
Senada dengan Causa, Peneliti Senior Kantor Perwakilan BI DIY, Djoko Raharto, sepanjang 2012 sektor pertanian memang memunjukkan kinerja terbaiknya. Bahkan dari panen yang ada, Bulog mampu menyerap 63 ribu ton beras, melebihi target yang ditetapkan mencapai 56 ribu ton. "Sektor agribisnis sedang naik, sehingga nilai tambah juga harus meningkat," paparnya.
Geliat kinerja perbankan yang baik pada 2012 juga dibuktikan dengan turunnya Non Perfoming Loan (NPL) atau kredit macet yang dialami Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Selama ini, BPR memang memiliki angka NPL yang cukup tinggi, namun pada 2012 BPR bisa menekan NPL-nya di bawah 5 persen. Pada tahun 2012, BPR mampu menurunkan angka NPL-nya menjadi 2,35 persen dari tahun sebelumnya yang sempat menyentuh angka 2,41 persen. "Hasil ini menjadi pembuktian bahwa kinerja BPR saat ini semakin membaik, dan lebih hati-hati serta selektif menyalurkan kredit. Selain itu efektifitas pengawasan yang dilakukan BI lebih baik," imbuhnya. (gya)