Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Keluarga Cendana Dioramakan Sejarah Perjalanan Hidup Soeharto

tahun ini keluarga Cendana meresmikan pembukaan rumah petilasan almarhum Soeharto

zoom-inlihat foto Keluarga Cendana Dioramakan Sejarah Perjalanan Hidup Soeharto
Diaroma Soeharto

Haryono Masih Ingat Kata Atas Petunjuk Bapak Presiden

TRIBUNJATENG.COM  BANTUL, - Bertepatan dengan peringatan serangan umum satu Maret tahun ini, keluarga Cendana  meresmikan pembukaan rumah petilasan almarhum Soeharto yang berada di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Jumat (1/3/2013).

Rumah yang terbilang cukup luas ini akan dijadikan tempat kajian dan memorial Presiden Kedua RI tersebut. Dulunya rumah ini dihuni oleh Almarhum Noto Sudiro kakek buyut Soeharto. Kemudian dihuni oleh Atmo Sudiro kakek Soeharto beserta anaknya Sukirah istri dari Kerto Sudiro, wanita yang melahirkan dan mengasuh Soeharto semasa kecil.

Dari pantauan Tribun Jogja, acara ini dihadiri oleh anak-anak Soeharto antara lain, Putri sulung Soeharto, Mbak Tutut (Siti Hardijanti Rukmana) dan Titik Soeharto (Titik Hediati Hariyadi). Selain itu juga hadir
keluarga Cendana lainya yakni Probosutedjo, yang merupakan adik kandung Soeharto.

Dalam sambutannya, Probosutedjo mengatakan, bahwa rumah petilasan Soeharto ini dibangun untuk menyelamatkan jejak sejarah perjalanan hidup Soeharto yang telah memimpin RI selama lebih dari 30 tahun.

"Rumah ini akan menjadi rekam jejak sejarah perjalanan hidup Pak Harto yang selama 30 tahun lebih telah menjadi Presiden RI. Tujuannya agar jejak sejarah Pak Harto tidak hilang seperti sejarah Majapahit, dan tokohnya Gadjah Mada yang hingga kini tidak jelas siapa itu Gadjah Mada," ujarnya.

Sementara itu, Mbak Tutut mengatakan, bahwa peresmian rumah petilasan ini adalah ide dari sang paman, yakni Probosutedjo. Tujuannya tak lain adalah agar perjuangan seorang anak desa seperti Soeharto sehingga bisa menjadi seorang Presiden bisa menginspirasi anak desa.

"Bapak orang sederhana dari desa. Dulu sebenarnya bapak mau berhenti jadi tentara, tapi ibu mencegahnya. Saya berterimakasih telah mengenang Jenderal Soeharto dengan membuat tempat seperti ini," ujarnya.

Beberapa menteri masa orde baru juga nampak hadir, salah satunya adalah mantan Menteri Koperasi dan Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Haryono Suyono.

"Bagi saya Pak Harto adalah sosok pemimpin yang bijaksana. Selama saya menjabat tiga periode dari tahun awal  90an, Beliau tak pernah memberi intruksi, justru menunggu laporan dan masukkan solusi dari saya," ujarnya.

Haryono menjelaskan, kata-kata atas petunjuk bapak presiden yang sering diucapkan beberapa menteri di masa orde baru, termasuk juga dirinya, mempunyai arti bahwa semua kebijakan yang dikeluarkan sudah melalui diskusi dan petunjuk presiden.

"Jadi memang sebelum ada kebijakan keluar, kami para menteri meminta pendapat dan pentunjuk beliau, makanya ada kata atas petunjuk bapak presiden," ungkapnya.

Kompleks rumah petilasan Soeharto ini terdiri dari tiga buah bangunan utama, yakni, ruangan bermana Atmo Sudiro yang didalamnya terdapat
diorama perjalanan hidup Soeharto, ruangan kedua bernama Noto Sudiro yang didalamnya terdapat kamar pribadi keluarga, serta sebuah pendapa besar (joglo jawa) yang terletak ditengah kompleks.

Selain itu, didepan pendapa berdiri  patung Soeharto setinggi 3,5 meter menghadap pintu masuk kompleks . Patung Soeharto  berseragam  Jenderal ini sementara masih dibuat menggunakan bahan fiber, nantinya akan diganti dengan bahan perunggu.

"Luas kompleks ini 3800 meter persegi. Masih ada sisa bangunan berupa sentong dan sumur yang masih asli bagian rumah sebelum dibangun kembali," ujar Djoko Utomo, tim penyusun diorama.

Lebih lanjut Djoko menjelaskan, bahwa diorama tersebut ia buat sesuai fakta sejarah. Ia pun tak akan menghadirkan konten perjalanan hidup sosok Soeharto yang tidak sesuai fakta.

"Saya hanya akan masukkan konten sejarah hidup Soeharto sesuai fakta dan perannya dalam perjalanan sejarah Indonesia," ungkapnya. (Yud)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved