Angka Pengangguran Capai 6.000 Orang, Ini yang Akan Dilakukan Pemkot Salatiga
Berdasarkan catatan, sekitar 6.000 orang di Kota Hati Beriman itu masih menganggur atau belum memperoleh pekerjaan.
Penulis: deni setiawan | Editor: rika irawati
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Penurunan angka pengangguran di Kota Salatiga hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah (PR) Pemkot Salatiga. Berdasarkan catatan, sekitar 6.000 orang di Kota Hati Beriman itu masih menganggur atau belum memperoleh pekerjaan.
“Sekitar empat persen dari jumlah penduduk di Kota Salatiga belum peroleh pekerjaan. Dan ini sudah menjadi komitmen kami untuk menurunkan angka tersebut. Itu adalah sesuatu yang nyata bukan sekadar angka,” kata Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris kepada Tribunjateng.com, Minggu (1/10/2017).
Menurutnya, upaya menurunkan angka pengangguran tersebut bukan hanya tanggung jawab pemkot tetapi juga semua pihak.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispernaker) Kota Salatiga Sri Joko Nurhadi menyampaikan, rata-rata warga yang masihi menganggur adalah mereka yang baru lulus SMA/SMK dan perguruan tinggi.
“Berbagai upaya terus kami galakkan agar angka pengangguran di kota ini turun. Setidaknya, tahun ini, kami targetkan angka pengangguran turun satu persen,” ucapnya.
(Baca: Di Jateng, Terdapat 1,7 Pemuda Pengangguran)
Beberapa upaya yang dilakukan Dispernaker di antaranya meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja. "Caranya, memberi pelatihan secara intensif. Kira-kira, keterampilan khusus apa yang dibutuhkan perusahaan, itu yang bakal dan terus kami optimalkan,” kata Sri Joko.
Pelatihan ini diharapkan tak hanya membuat calon tenaga kerja berkompeten bekerja di perusahaan tetapi juga bisa membuka lapangan pekerjaan.
“Misalnya, kami memberi keterampilan merakit mesin, menjahit, menyablon, hingga pengolahan bahan pangan. Harapannya mereka bisa membuka usaha secara mandiri. Ketika mereka bisa, kami kerja samakan dengan dinas terkait untuk promosi (pemasaran),” ucapnya.
“Upaya lain, kami juga sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan kota ramah investor. Karena pada prinsipnya, sektor swasta yang menyerap banyak tenaga kerja. Itu yang terus kami upayakan,” jelasnya.
Sri Joko optimistis, kegiatan tersebut dapat menekan angka pengangguran. (*)