Ada Tradisi Unik di Desa Arenan Purbalingga, Sapi Sembelihan Diarak sebagai Tolak Bala
Awal mula ritual berawal dari musibah yang terjadi secara beruntun di dukuh itu pada masa silam.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: abduh imanulhaq
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Rabu (4/10/2017) siang, warga Dukuh Gligir Sapi Desa Arenan, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, berkumpul di sebuah tanah lapang di pusat kampung.
Mereka mengerumuni seekor sapi yang diikat pada pohon kelapa.
Puluhan pria dewasa berbagi tugas menjatuhkan tubuh gempal hewan itu memakai bantuan tali.
Sapi ini kemudian dipotong sang jagal setelah didoakan pemuka agama.
Prosesi ini bukan pemotongan hewan biasa.
Masyarakat setempat menyebutnya sebagai ritual tolak bala yang berlangsung sewindu sekali.
Tak heran jika setiap tahapan penyembelihan dilalui secara sakral.
Meski telah berubah menjadi bangkai, sapi itu tetap diberi penghormatan.
Sesepuh dukuh memandikannya pakai air bertabur kembang yang dicampur wewangian.
Bangkai sapi yang masih bersimbah darah lalu ditata di atas tandu berbahan bambu.
Pemuka agama membalut tubuh sapi itu memakai kain kafan yang telah dihiasi kembang mawar dan kantil.
Doa pun dipanjatkan untuk keselamatan warga agar terhindar dari bala atau bencana.
Bangkai sapi berselimut kafan selanjutnya diarak dengan cara dipikul.
Rute kirab dari tempat penyembelihan ke komplek masjid dusun sekitar 1 kilometer.