Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Cuaca Ekstrem

Mugi Terbawa Arus Banjir di Dalam Rumah

Hujan lebat beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di beberapa lokasi di wilayah Jawa Tengah (Jateng).

Penulis: khoirul muzaki | Editor: iswidodo
Tribun Jateng/Khoirul Muzaki
Banjir akibat tanggul jebol di Kasiran Mlipak Wonosobo jebol rumah dan hanyutkan seorang warga 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Hujan lebat beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di beberapa lokasi di wilayah Jawa Tengah (Jateng).

Banjir di dusun Kasiran, Desa Mlipak, Wonosobo, Selasa malam (28/11), sekitar pukul 21.00 menyebabkan seorang meninggal dunia.

Luapan air membuat tanggul saluran air di RT 2 RW 8 Kasiran longsor hingga menjebol rumah warga yang berada di bawahnya. Tembok rumah permanen milik Mugiyanto (65), warga RT 2 RW 8 jebol hingga air bercampur material talut masuk dan menghanyutkan seisi rumah.

Tragisnya, Mugiyanto tak sempat meloloskan dari dari terjangan arus itu. Ia ikut hanyut terbawa air luapan yang bermuara di sungai Serayu.

Rumah korban tanggul jebol di Wonosobo.
Rumah korban tanggul jebol di Wonosobo. (Tribun Jateng/Khoirul Muzaki)

Dedek, Ketua RT 2 RW 8 Kasiran Mlipak Wonosobo mengatakan tiga rumah yang berhimpitan terdampak pada bencana banjir ini. Tiga rumah itu dihuni oleh 14 orang. Rumah Mugi berada persis di bawah tanggul yang jebol sehingga dampaknya paling parah.

Ahmad, warga setempat masih terngiang ucapan terakhir Mugiyanto (65) saat dimintanya segera keluar rumah.

Air di saluran air selebar dua meter di tengah perkampungan kala itu sedang meluap. Talut saluran yang posisinya lebih tinggi dari rumah Mugi mulai terkikis. Air luapan masuk ke dalam rumah hingga setinggi betis.

Ahmad tanpa pikir panjang meneriaki orang-orang yang masih terjebak di dalam rumah. Ia menarik tubuh putra putri Mugi, Ayu (17) dan Slamet (23) di dalam rumah agar cepat keluar. Luapan terus membesar, sementara retakan tanggul semakin meluas. Petaka lebih besar diyakininya akan datang.

Sementara Mugiyanto masih terjebak di dalam rumah. Kakek itu hendak mengambil cangkul untuk memperbaiki saluran belakang rumah, sehingga aliran luapan beralih dan tak menghantam rumah. Ahmad menyeru agar Mugi lekas keluar karena tanggul mulai bedah.

"Saya panggil untuk keluar, dia jawab Nun (ya), panggilan ketiga sudah tidak jawab saat tanggul longsor dan menjebol rumah," katanya, Rabu (29/11).

Tanggul yang hanya berjarak sekitar 2 meter dari dinding rumah Mugi itu akhirnya benar-benar ambrol selebar sekitar 4 meter. Arus air bercampur material talut lalu menjebol sebagian tembok rumah Mugi.

Dinding permanen sisi samping hingga belakang rumah jebol sepanjang sekitar 8 meter. Tembok kamar dalam rumah pun jebol diterjang arus yang menghanyutkan seisi rumah.

Panggilan Ahmad ke Mugi sudah tak lagi terjawab. Wujud orang tua itu tak terlihat di antara puing rumah yang hanyut. Tubuh Mugi yang renta hilang entah kemana.

"Padahal sebelum kejadian itu dia masih sempat mengimami salat jamaah di masjid," katanya. Rabu pagi (29/11), banjir telah surut, aliran saluran kembali normal. Rumah Mugi telah dibersihkan dari material longsor dan puing rumah. Namun tubuh Mugi tak ditemukan di lokasi kejadian.

Pukul 10.30, jasad Mugi ditemukan tersangkut bangkai pohon kelapa yang terbawa arus Sungai Serayu bawah jembatan gantung Selokromo Leksono Wonosobo, atau 10 kilometer dari tempat kejadian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved