Nekat Taklukkan Jalan Terdampak Longsor Karangkobar, ini yang Terjadi pada Bus Pariwisata
Pemerintah terus mengebut perbaikan jalan terdampak longsor itu agar bisa dilalui semua kendaraan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Catur waskito Edy
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Pemerintah Kabupaten Banjarnegara mulai mengujicobakan jalan provinsi terdampak longsor di Desa Paweden Kecamatan Karangkobar untuk dilalui mobil.
Jalan itu sebelumnya telah dibuka untuk kendaraan roda dua. Pemerintah terus mengebut perbaikan jalan terdampak longsor itu agar bisa dilalui semua kendaraan.

Perbaikan sementara dilakukan dengan meratakan medan jalan yang ambles, serta melakukan pemadatan dengan pasir dan batu (sirtu).
Senin pagi (5/3), sejumlah kendaraan roda dua maupun empat berhasil melintasi medan tersebut meski melalui perjuangan berat. Hujan Minggu malam (4/3) membuat jalan yang belum sepenuhnya rata itu becek.
Namun tidak untuk sebuah pariwisata yang ikut menjajal menaklukkan jalanan tersebut.

Laju bus berat akibat jalan yang dipijak roda selalu ambles karena lembek. Nahas, baru separuh perjalanan ditempuh, kendaraan itu tak kuat melaju lantaran seluruh roda ambles ke material jalan yang becek.
"Mobil sebelumnya juga lancar bisa lewat. Giliran bus itu malah ambles di tengah jalan,"kata Tejo Sumarno, relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Banjarnegara, Senin (5/3)
Bus itu pun terperangkap di tengah jalan terdampak longsor. Proses evakuasi susah dilakukan mengingat roda ambles terlalu dalam, hingga material jalan menyentuh gardan.
Mobil itu memungkinkan dievakuasi jika kondisi medan jalan yang becek sudah berangsur kering. Alih-alih kering, siang hari, langit Banjarnegara mendung pekat hingga turun hujan lebat.

Sementara mobil tersebut masih terperangkap di jalan yang masih rawan pergerakan tanah tersebut. Hingga Senin sore ini, bus pariwisata itu masih tak beranjak dari tempatnya.
"Susah dievakuasi, apalagi hujan lagi, jalan becek,"katanya
Meski telah dibuka untuk kendaraan umum, ternyata tak semua pengendara baik roda dua maupun empat berani menerjang jalan provinsi di Paweden.
Di titik jalan itu, sejumlah warga selalu siaga untuk membantu mendorong pengendara yang kesulitan melintasi jalan dengan imbalan seikhlasnya.
Sebagian pengendara masih memilih menggunakan jalur alternatif via Pasar Gripit ketimbang melalui jalan terdampak yang lebih berisiko.
