Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

WASPADA! Pedagang Pasar Bandarjo Semarang Ini Dapat Enam Lembar Uang Palsu

Peredaran uang palsu mulai terendus di wilayah Kabupaten Semarang. Uang palsu kembali beredar di kawasan Ungaran.

Penulis: amanda rizqyana | Editor: Catur waskito Edy
Mamdukh adi priyanto
Seorang petugas BI sedang memeriksa keaslian uang di Kantor Perwakilan BI Tegal menggunakan alat portable microscope 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Amanda Rizqyana

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Peredaran uang palsu mulai terendus di wilayah Kabupaten Semarang. Uang palsu kembali beredar di kawasan Ungaran.

Sejumlah pedagang mengaku mencurigai beredarnya uang palsu palsu pecahan Rp 50.000 yang sangat mirip dengan uang rupiah asli keluaran Bank Indonesia.

Tampilan fisik uang palsu tersebut ini sekilas mirip, namun bila dicermati terdapat perbedaan di beberapa bagiannya.

Langgeng, pemilik kios sembako di Pasar Bandarjo mengungkapkan dalam sebulan terakhir ini dirinya mendapatkan uang palsu pecahan Rp 50.000 bergambar Ir Djuanda Kartawidjaja. Jika ditotal seluruhnya terdapat enam lembar yang ia duga palsu.

Langgeng yang sehari-hari berjualan bersama istrinya, menyadari bila dirinya mendapatkan uang palsu ketika istrinya hendak belanja.

"Saat istri saya membayar belanjaan, uang yang dibayarkan dikembalikan. Pedagang mengatakan uang tersebut (uang) palsu," ujar Langgeng pada Senin (5/3/2018) siang.

Mendengar informasi tersebut, Langsug segera mengecek uang yang telah dikembalikan menggunakan menggunakan lampu pindai ultraviolet yang digunakan untuk mendeteksi uang palsu.

Ternyata uang yang telah ia terima memang berbeda dari uang rupiah standar.

Pada uang rupiah pecahan Rp 50.000 asli, bagian tengah (gambar pahlawan) seharusnya menyala, namun pada lembar uang yag ia terima tidak menyala.

"Selain itu perbedaannya ketebalan kertas dan tekstur kertas uang palsu berbeda dengan uang asli. Uang palsu lebih halus teksturnya. Sementara tekstur uang rupiah asli lebih kasar dan terasa saat diraba," kata Langgeng.

Dirinya mengaku mendapat dari para pembeli yang tidak diketahuinya. Ia mengaku mendapatkan dari pembeli yang mampir ke kiosnya. Ia tak dapat mengingat siapa yang telah memberinya uang palsu tersebut karena banyaknya orang yang hilir-mudik berbelanja di kiosnya.

"Karena saat jam ramai pembeli saya tidak sempat mengecek satu persatu uang dari pembeli. Saya sadar saat akan tutup kios, menghitung pendapatan selama sehari," imbuhnya.

Selama sebulan, jika dihitung keseluruhan uang palsu yang ia terima dalam nominal Rp 50.000 berjumlah enam lembar atau senilai Rp 300.000.

Uang tersebut terpaksa ia hanguskan agar beredar di masyarakat dan mengecewakan masyarakat yang menerima uang tersebut.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved