Oyek Jadi Penyelamat Kehidupan Warga Purwojati Banyumas saat Beras Langka
Hanya tanaman tertentu, semisal palawija, yang mampu bertahan atau beradaptasi dengan cuaca panas

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Musim kemarau bukan hanya memicu krisis air bersih yang membuat warga susah. Lahan pertanian yang menjadi sumber penghidupan warga pun kering dan berubah tandus.
Hanya tanaman tertentu, semisal palawija, yang mampu bertahan atau beradaptasi dengan cuaca panas.
Tidak untuk tanaman padi yang mensyaratkan kecukupan air selama proses pertumbuhannya.
Areal persawahan kering kerontang. Sebagian petani beralih menanam jenis tanaman lain yang mampu beradaptasi dengan lingkungan kering.
Sebagian memilih membiarkan lahannya tak tergarap atau mengistitahatkannya sampai musim penghujan tiba.
Padahal padi selama ini jadi sumber pangan utama rata-rata masyarakat Indonesia. Jika menanam padi mengenal musim, perut harus selalu terisi tanpa mau kenal waktu.
Tak ayal, sebagian masyarakat petani menyimpan gabahnya untuk cadangan pangan di musim kemarau sampai musim tanam kembali tiba.
Tetapi bagi masyarakat yang tak punya simpanan padi, pilihannya dua, membeli beras bagaimanapun caranya, atau mencari sumber pangan alternatif selain beras.
Sebagian masyarakat Dusun Wanarata Desa Kalitapen, Purwojati Banyumas memilih cara kedua untuk melawan krisis pangan di musim kemarau.
-
Selama 5 Tahun, Komunitas Juang PDI Perjuangan Banyumas Hasilkan 4.478 Kader
-
BREAKING NEWS : Bus Pahala Kencana Blitar-Bandung Terbakar di Sumpiuh Banyumas
-
The Village Purwokerto, Wisata Kekinian Ala Eropa di Baturraden, Wahana Lengkap Bikin betah
-
Terminal Bulupitu Purwokerto Tawarkan Wisata Selfie, Ada Spot Foto Gambar Tiga Dimensi
-
Diduga Epilepsi Kambuh, Kuswadi Tercebur ke Sungai, Sehari Kemudian Ditemukan Meninggal