Ngopi Pagi
FOKUS: Winter is Coming to PSSI
Para pemimpin ekonomi dunia memberikan pujian kepada pidato sambutan Presiden Joko Widodo ketika membuka pertemuan tahunan
Penulis: suharno | Editor: Catur waskito Edy
Oleh Suharno
Wartawan Tribun Jateng
TRIBUNJATENG.COM -- Para pemimpin ekonomi dunia memberikan pujian kepada pidato sambutan Presiden Joko Widodo ketika membuka pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank Group (WBG), Bali, 12 September 2018. Presiden kelahiran Solo, 57 tahun lalu ini, menggambarkan kondisi ekonomi dunia ini seperti dalam serial Game of Thrones.
Perang dagang yang saat ini terjadi di dunia dan membuat krisis global digambarkan Jokowi serupa peperangan antar Great
Families untuk memperebutkan Iron Throne di serial Game of Thrones. Namun di saat para penguasa berperang memperebutkan kekuasaan, di wilayah utara Evil Winter bersama pasukan zombienya yang disebut White Walker bersiap menyerang ke seluruh daratan Westeros yang merupakan wilayah dari seluruh Great House.
Kisah ini disebutnya sebagai Winter is Coming. Hal tersebut sesuai dengan judul Game of Thrones season pertama episode pertama.
Jokowi menggambarkan serangan tersebut serupa dengan kondisi saat ini. Di saat terjadi perang dagang, bumi yang kita tempati ini mendapat ancaman masalah pemanasan global, masalah gunung-gunung sampah plastik yang belum terpecahkan, hingga kelaparan yang melanda negara-negara miskin.
Saat menghadiri acara Dies Natalis ke-65 Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, seminggu yang lalu, Jokowi menceritakan makna pidato yang diucapkannya di Bali tersebut. Dia juga mengatakan pidato Game of Thrones yang dipaparkannya juga sinkron dengan kondisi ini bangsa Indonesia.
"Kemenangan maupun kekalahan dalam perang hasilnya selalu sama, yaitu dunia yang porak poranda, tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran, itulah pesan moral yang saya sampaikan pada pidato di Bali tersebut, tidak hanya relevan disampaikan kepada pemimpin dunia, tetapi juga tepat kepada masyarakat dan elite dalam negeri," kata Jokowi di Dies Natalis tersebut.
Menurut saya, hal ini juga berlaku bagi sepakbola Indonesia khususnya PSSI. Sebagai organisasi yang menaungi olahraga paling populer di negeri ini harus cerdas dan tegas dalam mengelola kompetisi dan pembinaan. Bukan untuk kepentingan golongan tertentu apalagi kepentingan politik.
Ketika seluruh elemen sepakbola di negeri ini mulai dari suporter hingga pengurus organisasi saling gaduh, maka ancaman tertinggal dari negara-negara tetangga semakin menganga. Kita harus memerangi Winter is Coming yang membawa puluhan pasukan White Walker dalam hal ini perbedaan kualitas sepakbola dengan negara tetangga seperti Thailand hingga Jepang.
Contoh saja, ketika Timnas U-19 Indonesia hampir saja kalah telak dengan Qatar pada laga kedua babak penyisihan grup Grup A Piala Asia U-19 di Jakarta, Minggu (21/10/2018) malam kemarin. Beruntung masuknya Rivaldo Ferre membawa angin segar bagi Egy Maulana Vikri dkk yang membuat skor kekalahan menjadi tipis 5-6, usai tertinggal 1-6.
Meski saat ini PSSI mulai menjalankan kompetisi usia di bawah 19 tahun bagi klub Liga 1. Namun kompetisi usia dini, di negeri ini belum terstruktur.
Di Bundesliga Jerman, Federasi Sepakbola Jerman (DFB) mewajibkan klub memiliki akademi sepakbola dengan usia beragam, mulai U-8 hingga U-16.
Bahkan klub juga wajib memiliki empat lapangan yang digunakan para pesepakbola junior ini berlatih.