Pidato Prabowo di Boyolali: Seharusnya Kami Pensiun
Prabowo Subianto menyebut dirinya seharusnya pensiun dan menyebut tampang Boyolali diusir masuk hotel.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto mengunjungi warga Boyolali, Jawa Tengah.
Dilihat TribunJateng.com, Melalui akun Youtube TAUFIK IRVANI, Prabowo Subianto berpidato di depan masyarakat Boyolali dan menyebut tampang Boyolali diusir dari hotel mewah.
Tampang Boyolali adalah wajah Boyolali atau orang-orang dengan gaya khas Boyolali.
Begini Pidato Prabowo selengkapnya:
"Seorang presiden RI, sayap-sayap, sebagai contoh para purniawan perjuang Indonesia Raya, singa-singa tua yang turun dari gunung untuk membela negara dan bangsa kita walalupun mereka giginya sudah ompong.
Giginya ompong semangatnya masih menyala-nyala.
tapi terutama yang saya rasakan dukungan dari emak-emak yang miltan.
Saudara-saudara ini yang merasakan, karena keadilan dan kemakmuran adalah tuijuan kita merdeka.
Baca: Dewan Kesenian Kota Tegal Dapat Bantuan Peralatan Film dari Kemendikbud
Baca: Tim Kesehatan Satgas TMMD di Serbu Warga Desa Durenombo Batang
Baca: Lion Air Bantah Rental Pesawat dari China
Baca: Pidato Prabowo Tampang Boyolali Diusir Masuk Hotel, Guntur Romli: Nggak Tahu Apa-apa Ngejek Aja
Keadilan dan kemakmuran tujuan mendirikan banga Indonesia.
Keadilan dan kemakmuran adalah tujan kita merdeka.
Keadilan dan kemakmuran adalah mendirikan bangsa Indonesia.
Saya tanya ke saudara-saudara, apakah saudra-saudara sudah merasakan keadilan dan kemakmuran atau belum?
saudara-saudara saya hari ini didampingi oleh ketua umum partai Amanat Nasional, Pak Zulkifli Hasan tapi kebetulan beliau juga sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan RI (MPR RI) pemegang perwakilan perwakilan rakyat yang tertinggi di Republik Indonesia.
Saya kenal Pak Bibit Waluyo sudah lama, sebenarnya beliau adalah senior saya, Beliau yang dulu mlonco saya yang mengembleng saya, karena dulu saya taruna yang nakal, kalau nggak nakal, saya nggak jadi jenderal.
Dulu kita tentara bukan di belakang meja, bukan tentara di kota, kita tentara di lapangan.