Timses Prabowo Kritik soal Pertumbuhan Ekonomi, Akbar Faizal: Itu Tidak Masuk Akal
Timses calon pasangan presiden nomor urut 1, Akbar Faizal menanggapi pernyataan timses nomor urut 2, Drajat soal isu ekonomi.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Timses calon pasangan presiden nomor urut 1, Akbar Faizal menanggapi pernyataan timses nomor urut 2, Drajat soal isu ekonomi.
TribunJateng.com, melihat melalui akun Youtube Talkshow tvOne yang tayang pada Jumat (16/11/18).
Drajat membalas bahwa petahana memiliki tim yang jelek dalam mengurusi perekonomian.
Saat ditanya soal visi misi, Drajat mengaku bahwa sosialisasinya belum gencar.
"Memang belum gencar dalam sosialisasi, tapi di sini akan kami sampaikan bahwa beberapa hal jadi ada pemilih 25 persen yang belum menentukan pilihan, Pak Jokowi juga belum 50 persen, isunya memang benar, isu ekonomi," ujatnya.
Drajat Wibowo lantas menyebut bahwa target Prabowo Subianto adalah menaikkan target sistem ekonomi 6 persen di 2020.
"Pak Jokowi sudah kehilangan kredibilitas karena faktanya selalu 5 persen," ujar Drajat.
Baca: HOTLINE : Air Hitam Kotor dan Bau di Saluran Iman Barjo
Baca: Truk Terguling di Tikungan Tajam Jurang Sayo Banyumanis Jepara
Baca: Tepergok Keponakan yang Bangun Tidur, Pelaku Pembunuhan di Bekasi: Mama Cuma Sakit Kok!
Baca: Hasil Penyelidikan CIA Pastikan Putra Mahkota Arab Saudi Perintahkan Pembunuhan Jamal Khashoggi
Drajat lantas menyebut bahwa tim Prabowo akan fokus dalam memfokuskan pangan dan pertanian.
"Jadi indfraktuktur yang saat ini kita anggapo boros, belum tepat, akan kita alihkan ke pangan dan pertanian," ujar Drajat.
Timses Prabowo itu juga mengaku akan merencakan untuk melakukan perombakan pajak.
Setelah itu Timses Jokowi, Akbar Faizal menanggapi pernyataan Drajat bahwa ada yang masuk akal, adapula ada yang tidak masuk akal.
"Ada yang masuk akal, adapula yang tidak masuk akal, tapi aku biarin aja," ujar Akbar.
Saat ditanya ucapan yang tidak masuk akal, Akbar menjelaskan.
"Yang tidak masuk akal ada banyak tadi, misalnya tidak mungkin tercapai 6 persen dan segala macem, saat ini negara-negara lain minus pertumbuhannya, Inggris minus dan hingga saat mereka tidak bisa keluar dari kesulitan dan saat ikin kita mencapai angak 5 tidak apa-apa
Akbar lantas menyebut bahwa kubu Prabowo terasa menderita ketika Jokowi meresmikan tol.