Pemkab Boyolali Gandeng LIPI Tingkatkan Nilai Olah Singkong Melalui Teknologi
Ubi kayu atau yang sering dikenal dengan sebutan singkong, menjadi salah satu bahan pangan yang banyak dikonsumsi selain beras.

TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI – Ubi kayu atau yang sering dikenal dengan sebutan singkong, menjadi salah satu bahan pangan yang banyak dikonsumsi selain beras.
Di Kabupaten Boyolali sendiri, produksi singkong cukup melimpah mencapai 123.499 ton per tahun.
Potensi singkong yang melimpah ini mengundang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Bioteknologi untuk memodifikasi singkong menjadi tepung singkong.
Tepung tersebut memiliki karakter unggul yang kaya akan beta karoten yang diberi nama mocaf.
“Singkong akan mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi jika diolah menjadi produk yang lebih fleksibel seperti tepung singkong termodifikasi atau yang kita kenal dengan mocaf,” ungkap Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Syamsidah Rahmawati saat ditemui seusai Workshop Pengembangan Ubikayu sebagai Bahan Baku Pangan di aula Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Kabupaten Boyolali, pada Kamis (22/11).
Menurutnya, cara ini merupakan salah satu cara untuk memperpanjang masa konsumsi singkong.
Dari bentuk tepung singkong tersebut, diharapkan juga dapat mengurangi kerusakan singkong saat diolah karena masa simpan yang baik.
“Jadi mokaf ini merupakan salah satu cara untuk memperlama masa simpan dari singkong, karena kalau kita simpan dalam bentuk singkong ini akan sangat cepat rusak. Maka bila kita bisa simpan dalam bentuk tepung bisa mengurangi kehilangan akibat dari kerusakan yang ditimbulkan,” terangnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali menyambut baik atas kerjasama dengan pihak LIPI ini.
Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali, Sugiyanto mengungkapkan, melalui UMKM Mekar Sari diharapkan bahan olahan dari tepung singkong ini dapat diterima oleh masyarakat dan dapat dikonsumsi secara luas karena sifatnya bahan baku fungsional.
“Sehingga inovasi dengan sentuhan teknologi dan ilmu pengetahuan harapannya potensi-potensi yang ada di Boyolali mampu menjadikan makanan yang memiliki kualitas sebagai pengganti makanan yang lain,” jelas Sugiyanto.(*)
-
Jelang Natal dan Tahun Baru, TPID Boyolali Gelar Operasi Pasar
-
Pemkab Boyolali Siap Sinergi Menyongsong Perekonomian 2019 di Solo Raya
-
AKBP Kusumo Wahyu Bintoro Gantikan AKBP Aries Andhi sebagai Kapolres Boyolali
-
Pemkab Boyolali Bawa Pulang Dua Award di Ajang TOP IT & TELCO 2018
-
Aplikasi Semarak di Karanganyar Dukung Upaya Pemerintah Pusat Mengentaskan Kemiskinan