Tim Urkes Seluruh Polres di Jateng Disiapkan Hadapi Musim Bencana
Kemampuan untuk melakukan langkah-langkah DVI awal ketika terjadi bencana alam para dokter dan tim medis polres-polres kembali disegarkan

Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seluruh tim Urusan Kesehatan (Urkes) di tiap Polres di wilayah Polda Jateng dikumpulkan untuk mendapatkan materi sosialisasi Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara di MG Setos Hotel Semarang, (6/12/2018).
Kemampuan untuk melakukan langkah-langkah DVI awal ketika terjadi bencana alam para dokter dan tim medis polres-polres kembali disegarkan. Hal itu menindaklanjuti mulai bergulirnya musim penghujan yang biasanya disertai beberapa bencana.
"Bencana yang rawan terjadi biasanya tanah longsor, angin ribut beberapa wilayah memang rawan seperti Wonosobo, Banjarnegara atau Brebes makanya Urkes tiap polres kami undang supaya mereka bisa melakukan langkah-langkah SOP DVI awal secara benar seperti apa. Baru nanti tim gabungan akan masuk," terang Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono.
Dalam kegiatan itu datang sebagai pemateri adalah Kombes Pol dr Lisda Cancer sebagai Kepala Bidang DVI Pusdokkes Polri. Namun demikian penanganan bencana bukan hanya urusan polisi, ada instansi lain yang juga terlibat.
Oleh karena itu, Biddokkes Polda Jateng juga mengundang pemateri dari BNPB dan Basarnas.
"Menangani kebencanaan itu jadi tidak sendiri-sendiri namun koordinasi di bawah BPBD disitu ada TNI, Polri, SAR, Damkar PMI, mereka juga kami undang harapannya supaya bisa berkoordinasi menghadapi musim-musim rawan bencana kali ini," terang Condro lebih lanjut.
Di lain sisi Kepala Bidang DVI Pusdokes Polri, Kombes Pol dr Lisda Cancer menjelaskan materi yang akan disampaikan adalah metode-metode awal identifikasi. Pihaknya akan menjelaskan metode primer mulai dari identifikasi sidik jari dan gigi hingga metode sekunder.
Pada dasarnya jenis bencana yang terjadi apakah itu longsor, banjir, gempa bumi, atau kecelakaan tidak mempengaruhi metode apa yang digunakan.
"Yang membedakan metode mana yang dipakai itu dilihat dari kondisi korban. Kalau korban masih ada gigi atau sidik jari ya primer yang dipakai. Kalau seprti kecelakaan Lion kemarin dimana korban tinggal bagian-bagian tubuh, ndak ada sidik jari dan gigi ya kita gunakan DNA," imbuh Lisda.
Oleh karena itu menurutnya koordinasi dengan instansi lain dinilai sangat perlu. Hal itu karena DVI hanya menerima korban. Dalam kondisi apapun korbannya mereka harus bisa menemukan identitasnya. Sementara kewenangan evakuasi ada di ranah SAR.
"Yang utama adalah penanganan awal untuk mempermudah fungsi identifikasi. Karena ini kan lintas sektoral nggak hanya satu instansi nah ini bagaimana caranya kita bisa berkolaborasi dengan baik," pungkas Lisda. (*)
-
Pemprov Jateng Bakal Perbaiki Jalur Evakuasi Gunung Merapi Rusak Parah
-
Gubernur Ganjar Menyindir Pembangunan Jateng Seringkali 'Tata Uang' Mendominasi Daripada Tata Ruang
-
BPBD Kabupaten Pekalongan Lakukan Penangan Lonngsor di Jalan Raya Kajen Kandangserang
-
Kapolda Jateng Instruksikan Jajarannya Persempit Ruang Gerak Pelaku Pembakaran Kendaraan
-
Marak Teror Pembakaran Mobil, Kapolda Jateng Minta Polisi Tidur di Balai Desa