Polisi Bongkar Kembali Makam Warga Brebes Korban Penganiayaan untuk Diotopsi
Warga Dukuh Bangon, Desa Banjaranya, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, berbondong-bondong mendatangi Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat
Penulis: m zaenal arifin | Editor: galih permadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Warga Dukuh Bangon, Desa Banjaranya, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, berbondong-bondong mendatangi Tempat Pemakaman Umum (TPU) setempat, Senin (28/1/2019). Mereka menyaksikan pembongkaran makam korban penganiayaan, Sanuk Riyanto (23).
Pembongkaran secara tertutup itu dilakukan oleh tim gabungan dari Forensik Rumah Sakit Polri Sukanto Jakarta, Inafis Polres Karawang Jawa Barat, dan dibantu tim SAR Kabupaten Brebes.
Sanuk Riyanto merupakan warga Dukuh Bangon, Desa Banjaranya, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes.
Ia menjadi korban penganiayaan oleh seorang tukang ojek dan puluhan pemuda di Desa Ciagem, Kecamatan
Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada malam tahun baru lalu.
Kanit Identifikasi Polres Karawang, Aiptu Sutarya mengatakan, pembongkaran makam Sanuk Riyanto dilakukan untuk kepentingan penyelidikan kasus tersebut atau untuk menemukan titik terang penyebab kematiannya.
"Kami melakukan pembongkaran makam ini untuk kepentingan penyelidikan, sehingga menemukan titik terang penyebab kematian korban," katanya, usai pembongkaran makam.
Setelah makam dibongkar, jenazah diangkat dari makam dan dilakukan outopsi oleh tim Forensik Rumah Sakit Polri Sukanto Jakarta.
Setelah proses outopsi selesai, jenazah kembali dimakamkan oleh petugas. Proses tersebut berjalan kurang lebih selama satu jam.
Aiptu Sutarya mengungkapkan, dari hasil outopsi yang dilakukan, tim menemukan sejumlah luka di tubuh korban akibat pukulan benda tumpul.
Di antaranya, luka di bagian kepala, tangan dan beberapa luka di anggota tubuh lainnya.
Pembongkaran makam tersebut juga disaksikan pihak keluarga.
Paman Korban, Irawandi mengatakan, keponakannya itu meninggal di Rumah Sakit Karawang Jawa Barat, dengan luka akibat benda tumpul di beberapa bagian tubuhnya.
Namun luka yang paling parah adalah di bagian kepala.
"Keponakan saya itu jadi korban penganiayaan. Kami sebagai keluarganya tentu tidak ikhlas dengan penyebab kematiannya," katanya.
Irawandi berharap, kasus penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya Sanuk Riyanto bisa segera terungkap. Sehingga pihak keluarga bisa lebih lega merelakan kepergian Sanuk.
"Kami berharap para pelaku bisa cepat ditangkap dan dijatuhi hukuman seberat mungkin," harapnya. (*)