Musim Hujan, Warga di Tiga Pulau di Karimunjawa Tak Bisa Nikmati Listrik 24 Jam
Puncak musim hujan menjadikan masyarakat di tiga pulau bagian dari Kepulauan Karimunjawa tidak bisa menikmati listrik selama 24 jam
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Puncak musim hujan menjadikan masyarakat di tiga pulau bagian dari Kepulauan Karimunjawa tidak bisa menikmati listrik selama 24 jam. Sebab, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menjadi sumber listrik tidak berfungsi maksimal.
Tiga pulau tersebut yaitu Pulau Parang, Nyamuk, dan Genting. Penduduk yang sedianya bisa menikmati 24 listrik, kini hanya menikmati listrik mulai 17.30 sampai 06.00.
“Untuk PLTS karena musim baratan intensitas hujan tinggi, artinya cuaca mendung tidak ada (sinar) matahari. Itu berpengaruh pada pengisian baterai PLTS,” kata manajer PLTD-PLTS Karimunjawa, Nor Soleh, saat dihubungi Tribun Jateng, Rabu (30/1/2019).
Minimnya sinar matahari saat ini, kata Nor Soleh, karena daya baterai PLTS tidak terisi maksimal. Kemudian, pihaknya kembali mengaktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) untuk mengisi daya baterai PLTS.
“Kalau siang daya baterai PLTS diisi pakai disel, karena terik matahari tidak bisa maksimal. Sementara malamnya digunakan untuk penerangan warga di tiga pulau,” katanya.
Diketahui PLTS yang terdapat di Pulau Parang memiliki kapasitas 135,8 kilo Watt peak (kWp). Di pulau ini terdapat 369 keluarga dengan penduduk 1.084 jiwa. Sementara di Pulau Nyamuk yang dihuni oleh 183 keluarga dengan jumlah penduduk 563 jiwa kapasitas PLTS 111.6 kWp.
“Kalau Pulau Genting kapasitasnya 36,48 kWp dengan penduduk 113 keluarga, jumlah penduduknya 325 jiwa,” katanya.
PLTS tersebut merupakan hasil kerja sama antara Indonesia dengan Denmark. Pada Agustus 2018 penduduk di tiga pulau sudah bisa menikmati listrik 24 jam. Keberadaan PLTS untuk menjamin kebutuhan listrik penduduk di tiga pulau. Sebelumnya kebutuhan mereka ditopang oleh PLTD yang hanya nyala 6 jam sehari. Tenaga untuk menggerakkan disel bersumber dari solar. Saat cuaca buruk, pengiriman solar terhambat akhirnya membuat listrik di tiga pulau tidak bisa menyala.
“Kalau di Pulau Karimunjawa aman. Kebutuhan listrik sudah disuplai PLN,” jelasnya. (*)