Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Relawan Pemandi Jenazah Korban Penembakan di Masjid Selandia Baru, 3 Hari Tak Bisa Tidur

Mo menjadi salah satu anggota tim relawan yang bersedia datang dari Brisbane, Australia demi memandikan jenazah korban penembakan di Selandia Baru

Editor: m nur huda
Cetak layar Youtube France 24 English
Prosesi pemakaman korban penembakan masjid di Selandia Baru 

TRIBUNJATENG.COM - Seminggu berlalu sejak penembakan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada Jumat (15/3/2019) lalu.

Dikutip dari Kompas.com, dalam kejadian itu, sebanyak 50 orang tewas saat melaksanakan salat Jumat.

Usai kejadian tersebut, banyak kisah pun mulai terungkap.

Mulai dari sosok sang pelaku, Brenton Tarrant yang nekat datang ke Australia sampai kisah terbaru yang datang dari pemandi jenazah.

Dikutip dari Channel News Asia, terungkap sosok Mo yang menjadi sang pemandi jenazah korban penembakan.

Mo menjadi salah satu anggota tim relawan yang bersedia datang dari Brisbane, Australia, ke Selandia Baru demi memandikan jenazah.

Dalam kisahnya, Mo menceritakan bahwa ada 10 relawan dan 3 dokter yang membantu keluarga korban.

Proses pembasuhan jenazah korban tersebut dibagi menjadi dua.

Sebanyak 47 jenazah laki-laki dimandikan dan disiapkan oleh tim pria.

Sebanyak 3 jenazah perempuan dimandikan oleh tim wanita.

Tugas pertama adalah membersihkan luka tembakan yang dilakukan oleh petugas medis lokal.

Kemudian bagian tubuh yang dibersihkan saat wudhu yakni muka, kaki dan tangan dibasuh menggunakan kain basah. 

Tubuh kemudian dibasuh sebanyak tiga kali. 

Pertama dengan air.

Kemudian dengan air yang dicampur ekstrak dari sebuah pohon yang dianggap sakral dan air kamper.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved