Sinopsis Film Sexy Killers, Fakta di Balik Terangnya Listrik, Segelap Batu Bara
Sinopsis Sexy Killers, film dokumenter yang mengupas kompleksitas bisnis batu bara.
Penulis: non | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - Sinopsis Sexy Killers, film dokumenter yang mengupas kompleksitas bisnis batu bara.
Beberapa hari ini luas beredar acara nonton bareng atau nobar film Sexy Killers.
Sexy Killers didistribusikan Watchdoc kepada komunitas untuk mengadakan acara pemutaran film secara mandiri.
Watchdoc Documentary merupakan rumah produksi film-film dokumenter tentang Indonesia.
Film yang diproduksi Watchdoc adalah film-film dokumenter yang kritis.
Watchdoc menyodorkan fakta-fakta dari rangkaian investigasi yang dirancang oleh para kru.
Tak ayal dokumenter garapan Watchdoc memberikan banyak perspektif.
Membantu para penonton mengupas persoalan dari berbagai sudut.
Melalui film Sexy Killers, Watchdoc seolah ingin menyetrum penonton.
Mengangkat isu seksi yang relevan dengan iklim Indonesia saat ini.
Watchdoc menyuguhkan fakta kelam di balik terangnya lampu-lampu kota.
Lewat media visual, Sexy Killers memberikan perspektif lain dalam usaha pemerintah memenuhi kebutuhan listrik di kota besar.
Sexy Killers dibuka dengan cukup provokatif, adegan satu pasangan bak sedang berbulan madu.
"Kita semua tahu adegan selanjutnya yang tidak kita tahu bagaimana listrik bisa sampai ke ruangan ini," ujar narator.
Sexy Killers langsung beralih dari terangnya listrik kota ke gelapnya warna batu bara.
Narator menceritakan sedikit tentang batu bara dan mengapa hal ini relevan dengan adegan sebelumnya.
Batu bara merupakan sumber daya penghasil energi yang menghalirkan listrik.
Namun antara listrik dan batu bara hanya sebagian kecil cerita dalam film ini.
Bertetangga dengan Tambang Batu Bara
Penonton diajak ke pinggiran Kota Samarinda.
Sejumlah petani yang berada tak jauh dari tambang batu bara.
Selama bertahun-tahun mengalami krisis air bersih.
Tambang batubara masuk menghancurkan jalur air bersih.
Baik untuk kebutuhan sehari-hari, maupun bertani.
Warga sekitar telah hidup berdampingan bersama lumpur selama beberapa tahun ini.
Kelangkaan air bersih pun menyebabkan banyaknya penyebaran penyakit.
Selain itu adanya kematian anak-anak akibat pembangunan tambang cukup dekat dengan kawasan sekolah.
Segara Ditanduri Wesi (Laut Ditanami Besi)
Selain lokasi tambang batu bara, tempat koversinya menjadi aliran listrik pun turut bermasalah.
Pembangunan PLTU Batang yang digadang-gadang akan menjadi PLTU terbesar se-Asia Tenggara
Pemerintah mengatakan PLTU ini dapat mengakomodasi kebutuhan listrik 1-2 juta rumah tangga.
Lokasinya yang berada di pinggir pantai, kesibukan PLTU ini akan berdampak ke nelayan.
Transportasi kapal tongkang yang membawa batu bara, akan mengakibatkan pencemaran dan terganggunya habitat ikan.
Di sini penonton akan menyaksikan sendiri keluhan dan pendapat dari warga yang terkena dampak langsung.
Selain mata pencaharian warga sekitar di laut yang terkena dampaknya.
Penolakan pembangunan PLTU di darat akhirnya berujung kriminalisasi.
Bulan Mei 2014, dua warga menolak menjual tanahnya untuk pembangunan PLTU.
Carman dan Cahyadi akhirnya dijatuhi hukuman kurungan tujuh bulan.
Ekspansi PLTU Celukan Bawang, Bali.
Seorang petani kelapa, Ketut Mangku, mengaku hasil panennya menurun drastis.
"Sebelumnya bisa 9000 kelapa per hari, sekarang hanya sekitar 2500," tuturnya.
Penurunan tersebut diakibatkan oleh memebangun pabrik batu bara tahap 2.
Padahal menurut riset dari Greenpeace, polusi yang disebabkan pabrik batu bara mengandung senyawa berbahaya.
Senyawa tersebut berupa merkuri yang bersifat polutan.
Partikel bernama PM2,5 ini bertahan di udara dalam jangka panjang.
Jika terpapar secara terus-menerus hal tersebut dapat membahayakan 650.000 jiwa populasi yang ada di Bali.
Menggali kasus ini lebih dalam, Sexy Killers juga mempertontonkan tokoh-tokoh di balik seksinya bisnis batu bara.
Beberapa nama dalam lingkaran oligarki turut bertanggung jawab atas hal ini.
Ingin tahu siapa saja?
Simak trailer Sexy Killer di sini:
Tentang film
Judul: Sexy Killers
Durasi: 88 menit
Genre: Dokumenter
Produksi: Watchdoc
Director: Dandhy Laksono & Suparta Arz
Riset: Tommy Apriando
Executive Producers: Andhy Panca & Ari Trismana
Film Sexy Killers versi dapat disaksikan di Youtube.
Kanal Youtube Watchdoc telah merilis versi lengkap film ini.
Sejak diunggah ke Youtube, Sabtu (13/4/2019) lalu.
Sexy Killers telah ditonton sebanyak satu juta lebih penayangan. (tribunjateng/non)
VIRAL: Jurnalis Allan Nairn Sebut Nama Prabowo di Akun Twitter, Arief Poyuono Share Link Berita
Jokowi Umroh ke Arab Saudi Hanya 2 Hari, Apakah Memenuhi Rukun Umroh?
• Opini Woro Seto: Film Sexy Killers dan Prinsip Hidup YOLO Kaum Millenial
• Ganjar Perbaiki Rumah Tetangga Sudirman Said yang Hampir Rubuh
• Jokowi Masuk Kabah, Fadli Zon: Prabowo Sudah Masuk Kabah Tahun 1991
• Klarifikasi Ibu Niu Niu yang Tendang Putrinya Saat Lelah Jalani Pemotretan Endorse