Suami Istri Diprediksi Lolos ke DPRD Kabupaten Pekalongan, Candra pernah Tawarkan Ginjalnya
Sosok pria ini punya kemauan keras untuk memperbaiki nasibnya. Dulu Pileg 2014 kalah dan punya utang Rp 400 juta.
Penulis: budi susanto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Sosok pria ini punya kemauan keras untuk memperbaiki nasibnya.
Dulu Pileg 2014 kalah dan punya utang Rp 400 juta.
Dia pergi ke Jakarta berniat jual ginjal buat melunasi utang.
Kini dia nyaleg lagi, hasil sementara raih suara terbanyak.
Nasib orang siapa yang tahu.
Lima tahun silam habis-habisan dan terlilit utang ratusan juta, sekarang bisa lega berkat kerja keras dan kepercayaan masyarakat (pemilih) kepadanya.
Itulah yang dialami oleh Candra Saputra (31) seorang Caleg yang tinggal di Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan.
Saat Tribun Jateng mengunjungi kediamannya, Selasa sore (23/4) banyak orang berdatangan ke rumah caleg PAN tersebut.
Mereka ingin mengucapkan selamat kepada Candra Saputra dan Shinanta Previta Anggraeni sang istri, yang juga caleg.
Suami istri ini sama-sama nyaleg, dan diprediksi keduanya akan melenggang ke DPRD Kabupaten Pekalongan 2019-2024.
Orang-orang datang memberikan ucapan selamat kepada Candra karena mendapatkan suara terbanyak sementara di wilayah Kabupaten Pekalongan dengan jumlah 13.482 suara dari Dapil III melalui Partai Amanat Nasional (PAN).
Sedangkan Shinanta (28) istrinya, nyaleg lewat PAN Dapil II meliputi Kecamatan Kesesi, Sragi dan Bojong, sementara meraih 9.328 suara.
Pasutri ini belum lama menikah dan belum dikarunai anak.
Perjuangan Candra untuk meraih keberhasilan dan bisa ambil hati masyarakat simpatisannya bukan pekerjaan ringan.
Pria yang berprofesi sebagai kontraktor ini memang tergolong tangguh.
Meski dulu pernah gagal dan hampir putus asa.
Dulu pada Pileg 2014, dia nyaleg lewat Partai Demokrat dan gagal.
Waktu itu dia terlilit utang Rp 400 juta.
Untuk melunasi utang sebesar itu ia hendak menjual ginjalnya karena sudah tak ada lagi yang bisa dijual buat bayar utang.
"Benar, saya memang pernah dililit hutang, sampai ingin menjual ginjal untuk melunasinya.
Saat itu sudah hampir putus asa, karena satu pekan saya tinggal di Jakarta, dan tidur di emperan serta masjid.
Saya ke Jakarta untuk menjual ginjal demi melunasi utang yang saya gunakan untuk kampanye waktu itu," paparnya, Selasa (23/4/2019).
Diceritakan Candra, karena sudah putus asa ia berusaha menemui Menteri BUMN yaitu Dahlan Iskan, untuk meminta bantuan.
"Saya sudah kebingungan waktu itu, karena Dahlan Iskan bagi saya orang baik saya mencoba menemuinya, untuk meminta bantuan.
Alhamdulillah saya diberi bantuan untuk melunasi hutang-hutang saya oleh beliau.
Saya sangat beruntung dan bersyukur," katanya.
Dalam Pemilu 2019, Candra memberanikan diri untuk nyaleg lagi.
Dia pun mewakili Kecamatan Siwalan, Wonokerto, Wiradesa dan Tirto, di Kabupaten Pekalongan.
Karena sudah merasakan asam garam dalam Pileg beberapa tahun lalu, kini Candra optimistis bisa menjadi wakil rakyat dan mewakili kaum milenial.
"Saya kembali maju dalam Pileg dengan niatan untuk mengabdi kepada masyarakat Kabupaten Pekalongan dan khususnya Dapil III.
Dukungan dari istri dan keluarga terus menjadi motivasi.
Saya juga tidak menyangka bisa memperoleh suara sementara terbanyak," katanya Candra.
Istri Candra, Shinanta yang juga seorang pedagang batik, ikut dalam Pileg melalui PAN mewakili Dapil II meliputi Kecamatan Kesesi, Sragi dan Bojong.
Sang istri Shinanta masuk kategori calon terpilih termuda saat usianya ke 28 tahun di DPRD Kabupaten Pekalongan periode 2019-2024.
Menilik perolehan suara yang didapat bersama istri, Candra mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan doa dari masyarakat Dapil II dan III yang telah ikut memberikan kepercayaan.
"Pileg 2014 lalu merupakan pengalaman terpahit terjun ke dunia politik, sampai saya berniat menjual ginjal untuk menutup hutang.
Namun Tuhan berkata lain, saya diberi kesempatan karena dipertemukan orang baik.
Saya akan benar-benar memikul amanat rakyat jika diberikan kesempatan menjadi wakil rakyat nanti," ucapnya.
Sementara itu sang ayah Kusnan, sangat mendukung langkah Candra untuk memperjuangkan nasib masyarakat dan terjun di dunia politik.
Sebab ia yakin anaknya melangkah dengan niatan ibadah dan mengabdi kepada masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi.
"Saya tidak melarang anak saya terjun dunia politik karena sudah memiliki niat untuk ibadah dan mengabdi.
Bukan niatan yang lain," tambahnya. (Tribun Jateng/Budi Susanto)