Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Sunan Giri Wasiat Penyebar Islam di Banjarnegara, Putra Kinasih Sunan Giri Gresik

Berikut kisah Sunan Giri Wasiat, putra kinasih Sunan Giri, yang menyebarkan agama Islam di Banjarnegara

Penulis: khoirul muzaki | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI
Bangunan tempat makam Sunan Giri Wasiat di Dusun Dagan Desa Bondolharjo, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, Jawa Tengah 

Berikut kisah Sunan Giri Wasiat, putra kinasih Sunan Giri, yang menyebarkan agama Islam di Banjarnegara 

TRIBUNJATENG, BANJARNEGARA - Penyebaran agama Islam di Indonesia tak lepas dari kontribusi sejumlah ulama di Jawa yang biasa disebut Wali Songo atau wali sembilan.

Nama Wali Songo begitu masyhur di Nusantara hingga makam mereka tak pernah sepi dari peziarah.

Terutama pada saat atau momen tertentu, di antaranya pada bulan Ramadan ini.

Namun, di luar mereka tentu banyak ulama lain yang juga berperan dalam penyebaran atau pengembangan agama Islam di Nusantara.

Makam dan petilasannya masih terawat hingga sekarang.

Satu di antaranya adalah Pangeran atau Sunan Giri Wasiat.

Nama ulama ini bagi sebagian orang masih terdengar asing, bahkan di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah tempatnya bermukim hingga berpulang ke haribaan-Nya.

Makamnya berada di puncak Dukuh Dagan, Desa Bondolharjo, Kecamatan Punggelan.

Perlu diketahui, nama Giri Wasiat hampir selalu disebut dalam berbagai literatur yang mengisahkan cikal bakal Banjarnegara.

Sunan Giri Wasiat, menurut juru kunci makam Muhsinin, berdasarkan pengetahuan dan referensi yang dia baca, tak lain putra kinasih Kanjeng Sinuhun Satmoko atau Sunan Giri alias Raden Paku alias Muhammad Ainul Yakin yang berkedudukan di Giri Gajah, Gresik, Jawa Timur.

Oleh ayahandanya itu, Giri Wasiat diutus untuk mengembangkan agama Islam ke wilayah barat atau Jawa Tengah.

Giri Wasiat tidak sendirian, dua saudaranya ikut serta yakni Panembahan Giri Pit dan Nyai Sekati.

Sesampainya di Banjarnegara, ketiganya sempat transit di Padepokan Selamanik.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke wilayah yang kini dikenal dengan nama Kecamatan Banjarmangu.

Penamaan wilayah itu konon juga terkait pengalaman putra-putri Sunan Giri itu yang sempat bingung ketika sampai di pertigaan Banjarmangu.

Menurut Muhsinan, mereka bingung untuk membagi rute setibanya di persimpangan itu.

"Bingung itu Jawanya mangu-mangu. Sehingga di sana diwariskan nama Banjarmangu, dari kata Banjar dan mangu," terangnya kepada Tribunjateng.com, Selasa (15/5/2019). 

Peziarah berdoa di makam Sunan Giri Wasiat, Dusun Dagan Desa Bondolharjo, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara
Peziarah berdoa di makam Sunan Giri Wasiat, Dusun Dagan Desa Bondolharjo, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI)

Muhsinin menuturkan, tiga bersaudara ini akhirnya memutuskan berbagi rute untuk menyambung perjalanan mereka.

Giri Wasiat meneruskan misi perjuangannya ke arah barat hingga menetap di Dukuh Dagan, Desa Badakarya (kini masuk Desa Bondolharjo).

Adapun Giri Pit meneruskan perjalanannya ke wilayah yang kini disebut Gripit di lereng Gunung Pawinihan, Kecamatan Banjarmangu.

Sementara Nyai Sekati akhirnya menetap di wilayah Kecamatan Wanayasa.

Di Dusun Dagan, Sunan Giri Wasiat meninggalkan sebuah masjid dan petilasan.

Sayang, bangunan lama masjid yang berusia ratusan tahun itu dibongkar karena lapuk dan diganti dengan bangunan baru.

Selain masjid, Sunan Giri Wasiat juga meninggalkan petilasan berupa batu yang konon jadi tempat favoritnya.

Karena sering ditempati, batu itu bahkan sampai meninggalkan bekas lekuk tubuh Pangeran Giri Wasiat.

Sayang, karena berada di lahan pribadi warga, petilasan itu dikubur sehingga tak terlihat sekarang.

Giri Wasiat juga disebutnya meninggalkan jubah dan perlengkapan lain yang masih tersimpan.

Khusus peninggalan ini, Muhsinin enggan memperlihatkannya.

"Jubahnya masih ada, tersimpan secara baik," jelasnya.

Selalu ada peziarah yang datang ke makam Sunan Giri Wasiat.

Mereka datang dari berbagai daerah, bahkan ada yang berasal dari luar Jawa seperti disampaikan kepada Muhsinin.

Niat dan tujuannya beragam, sesuai kehendak masing-masing berziarah ke makam ini. (tribunjateng/khairul muzakki)

Hadapi Massa People Power, Sebanyak 1.500 Pendekar Ini Siap Bantu TNI - Polri

Gagal Jadi Anggota DPRD Kota Semarang, Caleg Gerindra Ini Malah Dapat Hukuman Penjara

Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel Awasi Evakuasi AKP Aditia ke Singapura

Nella Kharisma Pamer Foto Sedang Berada di Thailand, Netizen Julid : Kok Suami Gak Pernah Diupload

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved