Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ini 5 Alasan AS Takut Pada Teknologi Huawei hingga Minta Google Cabut Aksesnya

Google memutuskan untuk tak akan lagi membolehkan Huawei, mengakses pembaruan keamanan sistem operasi Android.

Editor: m nur huda
KOMPAS.com/Gito Yudha Pratomo
Booth Huawei di MWC 2019. 

TRIBUNJATENG.COM - Google memutuskan untuk tak akan lagi membolehkan Huawei, yang merupakan perusahaan telepon genggam terbesar kedua di dunia, mengakses pembaruan keamanan sistem operasi Android.

Itu berarti peranti baru Huawei akan kehilangan akses terhadap sejumlah aplikasi.

Langkah ini diambil Google setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan darurat nasional pekan lalu "untuk melindungi jaringan komputer Amerika Serikat dari musuh-musuh asing".

Para analis meyakini kebijakan tersebut "sengaja diarahkan ke Huawei".

Selain memproduksi telepon genggam, Huawei juga membuat peralatan komunikasi.

Diperkirakan, Huawei menguasai sekitar 40 sampai 60 persen jaringan di seluruh dunia. Berikut lima hal yang membuat Barat sangat khawatir dengan Huawei.

1. Jaringan super cepat 5G

Huawei saat ini sedang berunding dengan banyak negara untuk memasok sistem jaringan super cepat generasi kelima, 5G.

Sistem ini begitu cepat sehingga ideal untuk dipakai ke produk seperti mobil swakemudi.

Jika infrastruktur 5G menggunakan produk Huawei, para pesaing mengklaim Huawei "bisa membaca pesan yang dikirim melalui jaringan atau bahkan mematikan jaringan, yang tentu akan menyebabkan gangguan serius".

Bahkan sebelum Presiden Trump mengeluarkan perintah eksekutif, pemerintah AS sudah mendesak sekutu mereka untuk tidak menggunakan produk Huawei.

Seruan ini terfokus ke kelompok yang biasa disebut "Lima Mata", yang terdiri atas Amerika, Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru.

Kelima negara tersebut memiliki kerja sama intelijen yang sangat erat dan berbagi informasi rahasia, sering kali secara elektronik.

Washington mengancam akan berhenti berbagi informasi rahasia jika jaringan di Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru menggunakan peralatan 5G buatan Huawei.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan jika ada negara yang memakai produk jaringan 5G buatan Huawei, maka, "Kami tak akan lagi membagikan informasi."

Huawei, di berbagai kesempatan, menolak tuduhan melakukan mata-mata untuk pemerintah China.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved