KEREN! Pendaki Merbabu Buka Perpustakaan Gunung di Pos Pendakian Getasan
para pendaki gunung itu membuka perpustakaan di pos pendakian Gunung Merbabu.
Penulis: ponco wiyono | Editor: galih permadi
Laporan wartawan Tribun Jateng, Ponco Wiyono
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Merasa Terpanggil dan bertanggung jawab atas keadaan masyarakat sekitar yang masih kesulitan mendapatkan akses buku-buku bacaan, para pendaki gunung itu membuka perpustakaan di pos pendakian Gunung Merbabu.
Hasilnya Desa Tekelan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Itu, kini pondok baca yang dibangun secara swadaya itu pun ramai dikunjungi masyarakat dan anak-anak sekitar.
Menurut salah satu pendiri Perpustakaan Gunung, Agung SW (32), setiap pekan mereka juga memberikan pelatihan bahasa Inggris gratis kepada warga.
Menurut Agung, gagasan dibukanya perpustakaan tersebut muncul darinya dan seorang kawan bernama Sobirin.
Kala itu, Agung yang sering singgah di desa tersebut bersama para pendaki lain tahu masyarakat juga memerlukan edukasi melalui literasi.
"Kami pikir kalau penanaman pohon itu sudah biasa, lalu kami cari hal lain yang bisa kami dedikasikan dan itu berguna, lalu muncullah gagasan bangun perpustakaan," ungkap pemuda yang sehari-hari merupakan kartunis ini, pada Kamis (1/2/2018).
Alasan lain adalah agar pos pendakian bisa terasa lebih "hidup". Pendaki disebut Agung bisa relaksasi dengan membaca bacaan ringan di sana.
Setelah disampaikan kepada tujuh rekan lainnya, niat mereka pun semakin serius. Perpustakaan lalu diresmikan pada Maret 2017. Sebagai penampil, Agung mengundang budayawan Sujiwo Tejo dan kelompok seni sekitar.
Guna memperbanyak koleksi, tak ketinggalan penggalangan sumbangan buku pun diadakan, antara lain melalui konser amal di Yogyakarta pada April 2017.
"Waktu itu kami ajak hadirin menyumbangkan buku miliknya dan langsung terkumpul 400 lembar buku. Ada pula sumbangan dari penerbit sekitar 200 buku," jelas Agung.
Awal mula dibukanya perpustakaan, pengelola kesulitan mendapatkan animo warga. Meski demikian Agung cs tetap berkeyakinan secepatnya perpustakaan akan ramai.
Perlahan-lahan, berkat kerjasama dari rekan-rekan lain mereka mampu membuat warga tertarik datang ke perpustakaan.
"Salah satunya dengan menggelar pelatihan menggambar setiap hari Minggu. Kami juga memberikan pelatihan bahasa Inggris oleh seorang kawan kami bagi warga, karena di sini juga kawasan wisata. Pendaki yang datang juga berasal dari luar negeri, " jelas Agung.
Seorang anak Fajar Riyadi (9), mengatakan buku kesukaannya adalah buku cerita. Bocah kelas empat SD itu mengatakan, di sekolahnya pun terdapat perpustakaan namun ia lebih suka membaca di Perustakaan Gunung.
