Mantan Gubernur Jateng HM Moenadi Tutup Usia
Mantan Gubernur Jawa Tengah HM Moenadi. Fatimah ditinggalkan suaminya tercinta yang meninggal dunia di Solo,
Laporan Wartawan Tribun Jogja/ Ade Rizal
TRIBUNJATENG.COM SOLO - Kesedihan yang mendalam terpancar dari wajah Fatimah Moenadi, istri dari Mantan Gubernur Jawa Tengah HM Moenadi. Fatimah ditinggalkan suaminya tercinta yang meninggal dunia di Solo, Sabtu (12/1/2013) sekitar pukul 18.15 WIB. Namun, perempuan berusia 60 tahun tersebut tetap berusaha tersenyum ramah saat Tribun Jogja berkunjung ke rumah duka di RT 02 RW 06 Manahan, Solo.
Gubernur periode 1965 - 1974 tersebut meninggal dalam usia 89 tahun, setelah lama menderita sejumlah penyakit dalam. Fatimah, mengenal Moenadi semasa hidupnya sebagai sosok suami dan ayah yang tegas dan disiplin dalam memimpin rumah tangga dan mendidik anak-anaknya. "Beliau orang yang sangat tegas dan disiplin," tuturnya.
Selain itu, dirinya juga mengenal suaminya sebagai sosok yang berjiwa sosial tinggi, utamanya dalam bidang pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan Moenadi dalam Yayasan Donodini di Ungaran yang bergerak di bidang pendidikan, selepas dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Jateng. Pada tahun 1981, munadi sekeluarga memutuskan untuk menetap di Solo.
Pada masa perang kemerdekaan, lanjut dia, Moenadi merupakan seorang prajurit yang ikut berjuang dalam peperangan untuk merebut kemerdekaan RI. "Bapak (Moenadi) pernah bercerita kalau beliau ikut perang kemerdekaan. Beliau juga pernah bertugas di Kalimantan, Irian Jaya, Banjarmasin dan Balikpapan," kisahnya.
Seorang putri almarhum, Marfuah Sri
Yulistiowati mengungkapkan, Moenadi sempat dirawat di RS Panti Waluyo sejak Jumat (04/01/2013) sampai Rabu (09/01/2013). "Beliau dirawat karena gangguan prostat. Setelah dibawa pulang dari RS, kondisi fisik bapak terus menurun. Kemarin (Sabtu 12/01/2013) setelah makan beliau langsung berbaring dan tidur. Tahu-tahu, sudah meninggal," kata dia.
Gangguan prostat tersebut bukan satu-satunya penyakit yang diderita
penerima Bintang Legiun Veteran RI tahun 1989 ini. Sejak masih berusia
25 tahun, almarhum diketahui telah sakit diabetes mellitus. Pada tahun 1985, Moenadi juga sempat menjalani pengobatan penyakit jantung di Singapura dan beberapa kali melakukan medical check up setelahnya. "Akhir-akhir ini, beliau sudah tidak bisa lagi makan sendiri. Kesadarannya sudah jauh menurun," ujarnya.
Almarhum dilahirkan di Tuban, 26 Desember 1923 itu meninggalkan
dua orang putri dari pernikahannya dengan Fatimah Moenadi yang merupakan istri keduanya. Kedua putrinya yakni Marfuah Sri Yulistiowati serta Siti Khotijah. Selain itu, dari almarhumah istri pertama, Moenadi meninggalkan satu putri, yakni Wendy Hastuti. Rencananya, jenazah Moenadi akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Bhakti, Jurug, Senin (14/01/2013). (ade)