Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribun on Focus

Dana Pinjaman Usaha dari Bank Cair Dalam Tiga Hari

KETERSEDIAAN modal bagi dunia usaha adalah mutlak. Dan bagi pengusaha besar, ketersediaan modal

Editor: agung yulianto
KETERSEDIAAN modal bagi dunia usaha adalah mutlak. Dan bagi pengusaha besar, ketersediaan modal memang tidak terlalu menjadi kendala. Namun, bagi pengusaha kecil atau mikro, untuk mendapatkan modal butuh perjuangan yang tidak mudah. Berbagai cara harus ditempuh, satu di antaranya adalah meminjam ke bank.

Untungnya, bagi pengusaha mikro yang ingin berutang, bank tidak menetapkan prosedur yang bertele-tele. Begitu semua syarat lengkap, dalam waktu tiga hari, pemohon sudah mendapatkan jawaban mengenai kredit yang diajukan. Syaratnya pun tidak sulit.

Di Bank Mandiri, misalnya, selain syarat formal berupa fotokopi KTP dan foto diri, pemohon hanya perlu menambahkan surat keterangan usaha, catatan transaksi usaha, dan fotokopi agunan. Kemudian, bank akan melakukan verifikasi.

“Begitu semua dinyatakan lengkap, tiga hari kemudian kami akan memberikan jawaban. Kalau sepakat, pada hari itu juga uang bisa cair,” kata Cluster Manager Bank Mandiri, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Rodi Judo Dahono, Selasa (18/6/2013).

Khusus untuk kredit usaha mikro, Bank Mandiri siap mengucurkan dana Rp 2,5 juta hingga Rp 100 juta. Bahkan, jumlah tersebut bisa di-top up menjadi Rp 200 juta. Syaratnya, penerima kredit tidak pernah bermasalah membayar cicilan hingga setengah masa tenor. Sementara jangka waktu pengembalian pinjaman, maksimal tiga tahun.

Khusus Mandiri Mikro, menurut Rodi, sebagian besar nasabah mengajukan utang sebesar Rp 20 juta. Untuk utang hingga Rp 25 juta, nasabah cukup mengagunkan los pasar yang digunakan sebagai tempat berdagang.

Bunga cicilan Mandiri Mikro juga terbilang ringan. Menurut Rodi, cicilan di Mandiri Mikro mulai 0,99 persen hingga 1.23 persen per bulan. Bunga Mandiri Mikro bersifat tetap, tidak terpengaruh fluktuasi tingkat suku bunga. “Misalnya bunga 1,23 persen selama tiga tahun, hingga lunas, nasabah tetap dikenai bunga sebesar itu,” jelasnya.

Kemudahan lainnya, bagi mereka yang hendak mencicil harian, petugas Mandiri Mikro bisa mendatangi setiap hari. Dengan demikian, yang bersangkutan tidak perlu repot-repot datang ke bank untuk membayar cicilan.

Kemudahan yang diberikan Mandiri Mikro bukan tanpa alasan. Menurut Rodi, usaha mikro adalah usaha yang menyentuh hingga sektor akar rumput. Selain itu, jenis usaha mikro juga tidak terpengaruh gejolak ekonomi.

Mandiri Mikro, lanjutnya, membagi nasabah menjadi dua, yakni unggulan dan nonunggulan. Calon nasabah yang menjadi unggulan adalah mereka yang bergerak di bidang usaha warung makan, kos-kosan, penjual pakaian jadi di pasar tradisional, dan sejenisnya. Sedangkan yang masuk dalam kategori nonunggulan, adalah pengusaha bahan bangunan, sayur mayur, dan sejenisnya.

“Kuota untuk unggulan dan nonunggulan sekitar 60 persen berbanding 40 persen,” imbuhnya.

Selain Mandiri, bank lain yang juga menyediakan fasilitas kredit mikro adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Agro. Corporate Marketing BRI Agro Cabang Semarang, Indah Maya Sari, menyatakan, kredit bagi debitur terbagi atas beberapa kategori. Di antaranya, yang utama, adalah kredit karyawan, pensiun, retail dan komersil, serta ketahanan pangan dan energi (KKPE). Besaran bunga secara umum berkisar 13 persen hingga 25 persen per tahun.

“Kredit untuk karyawan dan pensiun berlaku untuk siapa saja. Besarnya pinjaman dan bunga mempertimbangkan beberapa aspek, misalnya jumlah gaji, masa kerja, perjanjian pihak bank dengan instansi karyawan, dan lainnya,” kata Indah.

Untuk kredit retail, batasan maksimal kredit antara Rp 300 juta hingga Rp 5 miliar. Untuk komersil, nominal di atas Rp 5 miliar. Kredit retail dan komersil diperuntukkan kalangan usaha. Biasanya, menurut Indah, kredit jenis ini paling banyak dipakai oleh debitur untuk modal kerja. “Misalnya konter handphone dan persewaan mobil,” ucapnya.

Dari sejumlah fasilitas kredit yang ditawarkan, BRI Agro Cabang Semarang kini tengah menggenjot KKPE. Minat debitur terhadap kredit yang diperuntukkan sektor agrobisnis, semisalnya peternak ayam, usaha penggemukan sapi, dan pengusaha tebu, ini mengalami lonjakan cukup tinggi di Kota Semarang dan sekitarnya.

Indah mengungkapkan, fasilitas kredit ini merupakan bantuan pemerintah di mana pembayaran bunga pinjaman disubsidi sebesar 60 persen dan sisanya atau 40 persen ditanggung debitur. 

“Bunga bank antara 13 persen hingga 25 persen per tahun. Misalnya debitur meminjam Rp 1 juta, besarnya bunga 13 persen, maka semestinya pembayaran bunga adalah Rp 130 ribu. Namun, dari Rp 130 ribu tersebut, 60 persen bunganya disubsidi pemerintah sehingga debitur hanya perlu membayar 40 persen dari nominal Rp 130 ribu,” terangnya. (tim)
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved