Tahun Ajaran Baru
Kritik Sistem Peradilan, Siswa SMP Kanisius Kudus Gelar Teatrikal
Aksi persidangan itu merupakan bagian dari teatrikal yang diperankan oleh puluhan siswa kelas VIII dan IX dalam menyambut
Penulis: malvyandie | Editor: agung yulianto

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Wajah Bagus Candra S terlihat tetap senyum dan sesekali tertawa saat dirinya disidang oleh hakim karena kasus korupsi. Bahkan dia mendapat perlakuan khusus yaitu mendapat pengawalan pribadi dari dua asistennya.
Sedangkan Yuliani Putri terlihat sedih dan menangis dan tidak ada yang menemaninya seorang pun. Hanya beberapa orang saja yang tampak mengikuti persidangan wanita tersebut.
Candra dan Yuli adalah tersangka dalam kasus yang berbeda. Candra terkena kasus korupsi uang negara sedangkan Yuli menjadi tersangka kasus pencurian ayam milik tetangganya.
Mereka berdua adalah siswa kelas VIII SMP Kanisius Kudus. Aksi persidangan itu merupakan bagian dari teatrikal yang diperankan oleh puluhan siswa kelas VIII dan IX dalam menyambut kedatangan siswa baru ke sekolah tersebut, Senin (15/7/2013).
"Persidangan ini mencerminkan peradilan di Indonesia yang memang membedakan kasusnya. Seperti kasus korupsi mendapat perlakuan istimewa sementara kasus kecil yang hanya mencuri ayam mendapat perlakuan yang tidak pantas," kata Candra.
Teatrikal peradilan di Indonesia tersebut juga sebagai kritik kepada sistem peradilan di Indonesia yang sering kali masih bisa dibeli dengan uang.
Kepala Sekolah SMP Kanisius, M Basuki Sugita mengatakan, sejak 2005 lalu, semua siswa didik baru yang diterima SMP Kanisius selalu diperkenalkan pendidikan antikorupsi. Untuk tahun ini, perkenalan pendidikan anti korupsi kepada siswa baru dilakukan lewat aksi teatrikal yang diperagakan oleh siswa kelas VIII dan IX.
"Pendidikan anti korupsi harus kita kenalkan dan tanamkan kepada anak didik sejak awal. Tujuannya, agar para siswa di SMPK menjunjung tinggi kejujuran dan memiliki rasa malu jika melakukan kesalahan," terangnya.