Ramadan 1434 H
Jual Takjil Nambah Kompak
Nanti hasilnya untuk acara buka bersama. Kalau masih lebih, buat nambah uang kas
Penulis: yayan isro roziki | Editor: agung yulianto

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ramadan yang bertepatan libur semester dimanfaatkan Agrilinda Nindy jualan es buah untuk takjil. Bersama teman-temannya dari Teater Kapling Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Nindy berjualan untuk menggalang dana bagi unit kegiatan mahasiswa (UKM) tersebut.
"Nanti hasilnya untuk acara buka bersama. Kalau masih lebih, buat nambah uang kas (teater)," terang gadis asal Wonosobo itu.
Nindy dan puluhan temannya berjualan di Jalan Pahlawan. Mereka menjual es buah yang sebelumnya dipersiapkan di base camp Kapling di area kampus. Lantaran atas nama teater, modal yang digunakan juga dari kas unit kesehatan mahasiswa (UKM) itu.
Tidak hanya menambah dana, Nindy bergabung dalam penjualan takjil lantaran ingin menambah pengalaman dan berkumpul bersama anggota lain teater tersebut. "Jualan ini untuk sarana berkumpul bersama teman-teman, biar makin akrab. Selain itu, buat nambah pengalaman juga," katanya.
Ramadan sering dimanfaatkan anak muda di kota besar untuk berjualan takjil. Motivasi mereka beragam. Mulai sekadar memanfaatkan waktu luang sampai mencari dana untuk UKM atau organisasi.
Takjil yang dijual pun beragam. Ada es buah, es lidah buaya, kolak sampai minuman tradisional seperti beras kencur dan kunir asam. Di Semarang, selain Jalan Pahlawan, ada juga di Jalan Pemuda dan kawasan kampus Undip Tembalang.
Seperti yang dilakukan Norman Haryatama dan UKM Pelayanan Rohani Mahasiswa Katolik (PRMK) Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Rabu (17/7/2013) sore, mereka berjualan es buah di Tembalang lantaran belum banyak saingan. "Yang menjajakan takjil di sekitar sini tidak seramai di kawasan Semarang bawah," jelas Norman.
Menurut Norman, takjil yang dijual dipersiapkan di sebuah kos di Jalan Banjarsari, Gang Gayamsari, Tembalang Selatan. Es buah dipilih untuk memberi alternatif menu buka puasa. Es buah tersebut dijual Rp 5.000 per cup.
Anggota PRMK lain, Isabela SB Tuames mengatakan, penjualan takjil rencananya dilakukan hingga dua pekan ke depan. Nantinya, laba hasil penjualan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan UKM PRMK. "Modalnya ini juga dari kas PRMK," ujar gadis keturunan NTT-Jawa itu.
Isabela merasa senang dapat bergabung menjual takjil. Liburan jeda semester inipun diisi kegiatan positif. Apalagi, 32 cup es buah yang dibuat, ludes terjual. "Jualannya juga seru banget. Teman-teman membawa poster seperti mau demo," ujar Isabela.