Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penembakan di Semarang

Polisi Telusuri SMS di Ponsel Soleh

Soleh bahkan mengutarakan niat akan pindah sementara ke rumah saya

Penulis: adi prianggoro | Editor: agung yulianto
zoom-inlihat foto Polisi Telusuri SMS di Ponsel Soleh
Tribun Jateng/M Radlis
Kaca jendela rumah milik Soleh yang terkena peluru

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Polisi menemukan sejumlah pesan singkat (SMS) berisi ancaman yang dikirimkan kepada Soleh (33) sesaat sebelum korban tewas ditembak orang tak dikenal. Ponsel yang sempat menghilang itu sudah ditemukan sehingga rekaman komunikasi korban bisa didalami.

SMS tersebut di antaranya bernada sindiran kepada korban yang dianggap sebagai jago kandang. Pesan lainnya berisi hujatan atas sikap korban yang dianggap menyinggung sebuah kelompok masyarakat.

"Kami masih menelusuri SMS ancaman yang masuk ke ponsel korban. Pengirimnya juga sedang kami lacak. Jadi kami masih menyelidiki identitas pengirimnya," kata Kanit Reskrim Polsek Semarang Utara, AKP Agus Budi Yuwono, kepada Tribun Jateng, Kamis (17/10/2013).

Soleh ditembak di depan rumahnya di Gang Garuda, Kebonharjo, Kelurahan Tanjungmas, Semarang Utara, 10 Oktober lalu. Penjaga keamanan proyek rel ganda tersebut meninggal sebelum sempat dibawa ke rumah sakit.

Terpisah, kuasa hukum Soleh, Budi Sekoriyanto, menyatakan kliennya beberapa jam sebelum tewas meneruskan SMS ancaman tersebut kepadanya. "Soleh bahkan mengutarakan niat akan pindah sementara ke rumah saya. Saking takutnya dia berniat seperti itu," tutur Budi.

Menurut Budi, saat penembakan berlangsung korban sedang bercerita melalui telepon mengenai ancaman yang dia terima kepadanya. Sekitar 15 menit sebelum penembak datang ke lokasi kejadian, korban didatangi oleh empat pria yang dia kenal.

Kedatangan mereka bertujuan meminta Soleh mencabut laporan ke kepolisian atas kasus pencurian baut rel kereta api dan penganiayaan. Menurut catatan kepolisian, inisial keempat pria itu adalah W, Y, A, dan K.

Kanit Reskrim Polsek Semarang Utara, AKP Agus Budi Yuwono, membenarkan bahwa keempat pria itu datang ke rumah korban sebelum penembakan terjadi. "Saat itu korban tak bisa memberi kepastian akan mencabut laporannya atau tidak. Korban beralasan memerlukan pertimbangan dari berbagai pihak, termasuk pengacaranya," papar Agus Budi.

Polisi sudah meminta keterangan W dkk sebagai saksi. Agus menyatakan belum bisa menjelaskan detail dugaan latar belakang pelaku penembakan. (ape)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved