Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Komunitas Fashion Fixie Semarang Biasa Nggowes Malam Rabu

Tapi minimalis dan nggak ribet kalau mau ngerem ada tekniknya sendiri

Penulis: m alfi mahsun | Editor: agung yulianto
istimewa
JAGA KEBUGARAN - Komunitas Fashion Fixie Semarang, selain menjaga hobinya gowes untuk refreshing, kadang-kadang mereka berlatih serius do arena balap Stadion Diponegoro untuk menjaga kebugaran. 

SEMARANG, TRIBUN - Sempat menjadi idola dan booming bagi para pencinta gowes pada awal 2009 hingga 2011, nama sepeda fixie sampai kini masih banyak diminati.

Walaupun tak semeledak dua tahun lalu, para pencinta sepeda fixie masih rutin berkegiatan. Contohnya Komunitas Fashion Fixie Semarang.

Rama Wira Sanjaya (29), bersama keenam rekannya masih rutin berkumpul dan ngegowes jenis sepeda fixie mereka. "Seperti biasa kami ngegowes Ruboo (sebutan beken gowes Rabu malam anak fixie-Red), Jumat malam dan Minggu pagi di Car Free Day," ujarnya kepada Tribun Jateng, Kamis (14/11/2013) kemarin.

Sepeda fixie memang dibilang sepeda yang unik. Tanpa ada rem dan gear atau gigi dinamis belakang, pemakai fixie sangat bergantung dengan teknik kayuh dan gerak tubuh.

Sepeda jenis ini memiliki gerigi roda belakang terkunci mengikuti pedal. Jadi pedal terus berputar selama roda menggelinding. Fix gear yang merupakan kepanjangan fixie juga yang membuat sepeda bisa mundur jika dikayuh ke belakang.

"Memang sih pakai fixie gampang-gampang susah. Tapi minimalis dan nggak ribet kalau mau ngerem ada tekniknya sendiri. Kalau dibilang fixie tidak bisa nanjak, sebenarnya sih tergantung yang makai. Kalau di fixie ada teknik nanjak khusus yang namanya interval," jelasnya.

Dan selain beda dengan sepeda pada umumnya, Komunitas Fashion Fixie Semarang juga bergaya cukup wah. Sepeda mereka kebanyakan mengedepankan brand untuk ngegowes. Harganya tak main-main. Dari Rp 8 juta sampai ada yang 10 juta. Itulah alasan komunitas ini dinamai Fashion Fixie.

"Kebanyakan kami ngegowes memilih malam karena kami kebanyakan kalau siang kerja. Minggu pagi paling kami sempatkan kumpul ngegowes," imbuhnya.

Rama dan teman-temannya sering ngumpul di Indomaret Jalan Pandanaran sebelum gowes. "Ada yang ngegowes dari rumah, ada yang bawa fixie dimasukin mobil. Tergantung yang punya sih," lanjutnya, tersenyum.

Mereka biasanya muter di Kota Semarang, ke daerah Kota Lama, Mataram, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Pemuda. "Paling jauh selama ini dua kali kami adain acara touring, terakhir Januari kemarin kami 10 orang ke Yogyakarta dari Semarang ngegowes. Tahun 2012 pernah Kudus-Semarang-Kudus ber-10 juga," ceritanya.

Rama bersama teman-temannya yang pada 2014 berencana melakukan touring di Pulau Lombok. "Anggota kami ada yang berasal dari sana. Kami pengin bisa tahun depan ke sana, katanya pemandangannya bagus, jadi tak sabar neggowes di sana," ujar Rama. (alv)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved