Gunung Kelud Meletus
8.615 Rumah dan 7.832 Hektare Lahan Pertanian Rusak
Sebanyak 8.615 rumah di Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar, Jawa Timur, rusak akibat letusan Gunung Kelud di Kediri.

TRIBUNJATENG.COM, SURABAYA - Sebanyak 8.615 rumah di Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar, Jawa Timur, rusak akibat letusan Gunung Kelud di Kediri, terjadi pada 13 Februari 2014 lalu. Perbaikan rumah-rumah rusak tersebut ditargetkan rampung dalam waktu dua pekan.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, data tersebut dimungkinkan berubah meskipun tidak banyak. Penghitungan di lapangan dijadwalkan selesai pada hari ini. "Besok menyiapkan material dan lusa mulai rekontruksi," kata Soekarwo seusai rapat penghitungan kerugian bencana erupsi Gunung Kelud, Sabtu (22/2/2014) di Surabaya.
Status rumah rusak itu dikategorikan menjadi tiga kelompok. Jumlah rumah yang mengalami rusak ringan sebanyak 2.227 rumah, rusak sedang 2.093 rumah, dan rusak berat 4.295 rumah. Soekarwo menyebutkan, lebih dari 300 rumah di Blitar telah selesai diperbaiki hari ini.
Rekontruksi pascaerupsi kelud sebenarnya diperbolehkan sampai sebulan sesuai arahan Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB). Namun, Soekarwo menargetkan penyelesaian lebih cepat hingga dua pekan agar masyarakat dapat lebih cepat beraktivitas dengan normal seperti biasa.
Pemerintah Provinsi Jatim menyiapkan dana rekontruksi rumah pascabencana sebesar Rp 100 miliar dari APBD. Sebesar Rp 65 miliar di antaranya diambil dari pos program rehabilitasi rumah tidak layak huni yang biasanya dikerjasamakan dengan Kodam V Brawijaya. Adapun Rp 35 miliar sisanya dari dana tidak terduga. Realisasi dana rekontruksi akan melibatkan banyak pihak dari kepala desa, camat, polisi, akademisi, pemerintah kabupaten, hingga elemen masyarakat.
Sementara itu, data yang dihimpun dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Kediri, lahan pertanian seluas 7.832 hektare rusak karena abu vulkanik. Total kerugian lahan pertanian yang rusak itu mencapai Rp 83,5 miliar.
Beberapa jenis tanaman pangan yang rusak yakni padi seluas 98 hektar dengan kerugian Rp 392 juta, jagung seluas 1.492 hektar dengan kerugian Rp 5,9 miliar.
Tanaman lainnya adalah sayur-sayuran seperti cabe besar seluas 468 hektar dengan kerugian Rp 21,9 miliar, cabe kecil seluas 2750 hektar dengan kerugian Rp 46,1 miliar, dan tomat seluas 283 hektar nilai kerugian Rp 8,5 miliar.
Lalu ada bawang merah seluas 67 hektar dengan kerugian Rp 135 juta, terong seluas 14 hektar dengan kerugian Rp 125 juta, kacang panjang seluas 36,5 hektar nilai kerugiannya Rp 346,8 juta, dan mentimun seluas 12,5 hektar nilai kerugian Rp 113,7 juta.
Juga ada tanaman buncis seluas 4 hektar nilai kerugian Rp 40 juta, ubi jalar seluas 2 hektar dengan nilai kerugian Rp 15 juta, ubi kayu 1 seluas hektar Rp 7,5 juta, bungkul seluas 1 hektar dengan nilai kerugian Rp 7,5 juta , nanas 2587 hektar, pisang 7 hektar, dan durian 9 hektar.
Kepala Bidang Penerangan Satlak PB Kabupaten Kediri Adi Suwignyo mengatakan, tanaman tersebut rusak karena terpapar abu vulkanis dari erupsi Kelud maupun penyakit yang timbul akibat material vulkanis itu.
Lahan pertanian itu berasal dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan Ngancar, Kecamatan Kepung, Kecamatan Puncu, Kecamatan Wates, serta Kecamatan Plosoklaten. "Namun jumlah itu masih penghitungan sementara. Saat ini pendataan di lapangan masih berlangsung," kata Adi, Sabtu (22/2/2014). (*)