DIVISI UTAMA 2014
DPP Pasoepati Akan Telusuri Awal Mula Kerusuhan
Dewan Pengurus Pusat Pasoepati akan menelusuri awal mula terjadinya kerusuhan pada laga Persis Solo menjamu Martapura FC di Manahan.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pasoepati akan menelusuri awal mula terjadinya kerusuhan pada laga Persis Solo menjamu Martapura FC di Stadion Manahan, Solo, Rabu (22/10/2014) kemarin.
Kerusuhan yang terjadi di stadion yang dibuka pertama kali tanggal 21 Februari 1998 ini mengakibatkan seorang anggota Pasoepati dari Simo, Boyolali, Joko Rianto meninggal dunia akibat lubang di dada kanannya.
Selain tewasnya seorang suporter, satu sepeda motor polisi dibakar, bus yang mengangkut pemain Martapura FC serta beberapa mobil di sekitar Manahan mengalami pecah kaca, dan Pos Polisi di perempatan Gendengan juga dirusak.
"Kami akan melakukan pertemuan dan mencari tahu awal penyebab kerusuhan. Karena sebelum kerusuhan terjadi, tidak ada permasalahan antara Pasoepati dengan pihak keamanan," ujar Wakil Presiden Pasoepati, Ginda Ferachtriawan kepada Tribun Jateng, Kamis (23/10/2014).
Pria yang juga menjabat sebagai Anggota DPRD Kota Bengawan ini menambahkan sangat menyayangkan adanya kerusuhan yang berawal dari bentuk kekecewaan akan kepemimpinan wasit, Ahmad Jafri.
Bahkan sebelum laga berakhir, suporter nekat untuk masuk ke lapangan dan melakukan pengejaran kepada pengadil serta para pemain tim tamu.
Namun, upaya yang dilakukan suporter ini dihadang aparat yang bertugas untuk mengamankan jalannya pertandingan.
Upaya penghadangan dari aparat keamanan ini pun mendapat perlawanan dari pihak suporter yang menyebabkan kerusuhan di dalam maupun di luar stadion terjadi.
"Kami sangat menyangkan kerusuhan yang berakibat kepada meninggalnya anggota kami. Masuknya suporter merupakan bentuk kekecewaan dari kepemimpinan wasit yang bertugas," sambungnya.
Selain akan melakukan penelusuran awal terjadinya kerusuhan, Ginda menuturkan sedang mendata anggota Pasoepati yang mengalami luka berat maupun ringan. (*)