Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hari Kartini

Tuti Rayakan Ultah Anak di Pusara Kartini

Tutianah khusuk berdoa di makam RA Kartini di kompleks Pemakaman Ageng Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Selasa (21/4/2015).

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rustam aji
TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI
BERZIARAH - Seorang peziarah menaburkan bunga di makam RA Kartini di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Selasa (21/4). 

Makam Raden Adjeng Kartini di Rembang kini sepi pengunjung. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana makam pahlawan nasional itu selalu dipadati ribuan peziarah setiap peringatan hari kelahirannya.

SIANG itu, Tutianah khusuk berdoa di makam RA Kartini di kompleks Pemakaman Ageng Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Selasa (21/4/2015). Suami dan anaknya turut serta dalam perjalanan dari Jepara menggunakan sepeda motor. "Peringatan Hari Kartini bertepatan dengan hari ultah anak saya. Tiap tahun pasti kami ke sini untuk berziarah sekaligus merayakan ultah anak kami," ucap warga Pecangaan, Jepara yang akrab disapa Tuti.

Menurutnya, meskipun sang suami sibuk bekerja di Juwana Pati, ia tetap menyempatkan waktu untuk mengajak buah hatinya, Aprilia Qisara Salsabila yang masih berusia tiga tahun, berziarah. Dia dan suaminya berharap anaknya itu dapat meniru Kartini yang pintar dan berani berjuang untuk emansipasi wanita.

Pada hari biasa, hanya ada beberapa pengunjung di makam RA Kartini. Namun saat peringatan Hari Kartini, sekitar 500 pengunjung datang. "Tidak seperti dulu, ribuan pengunjung bisa datang pada tanggal 21 April. Saat ini sudah sepi. Kesadaran masyarakat kini makin kurang untuk menghargai leluhurnya yang telah berbakti pada bangsa," ucap juru kunci kompleks makam, M Sahid.

Di dalam kompleks makam utama terdapat karangan bunga dan foto berpigura. Menurut Sahid, itu merupakan pemberian dari pejabat Pemkab Rembang. Dulu pejabat sering membawa foto Kartini berpigura, namun saat ini karangan bunga lebih banyak. "Pejabat pun kerap berziarah ke sini. Dulu Pak Harto (mantan Presiden Soeharto) beserta keluarganya sering ke sini. Bu Mega (Megawati Soekarno Putri) juga sebelum dilantik sebagai Ketua Umum PDIP pernah ke sini," tuturnya.

Pria yang bertempat tinggal bersebelahan kompleks makam itu menginginkan para pejabat sering berziarah ke makam Kartini. "Agar mereka tahu kondisi makam pahlawan nasional kita," imbuh pria yang menjaga makam kompleks sejak 1979.

Lahir di Jepara 21 April 1879, Kartini berasal dari keluarga bangsawan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara segera setelah Kartini lahir. Oleh orangtuanya, Kartini dijodohkan dengan Bupati Rembang KRM Adipati Ario Singgih Djojoadhiningrat. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903.

Menurut Sahid, Kartini merupakan istri kedua dari mantan bupati Rembang. Saat melahirkan anak, sambung dia, Kartini wafat di usia 25 tahun, namun anaknya selamat. Anak Kartini, Raden Mas Soesalit yang merupakan Panglima Divisi III Yogyakarta Magelang berpangkat mayor jenderal meninggal karena sakit pada tahun 1962. Almarhum juga disemayamkan di kompleks pemakaman tersebut. Begitu juga dengan cucu Kartini, RM Budhy Setiya Soesalit dimakamkan di kompleks Pemakaman Ageng Kartini pada tahun 1990.

Patung 7 meter

Lokasi makam RA Kartini berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Rembang. Meski berada di pinggiran, akses menuju ke sana tidak begitu sulit karena tiap persimpangan terdapat petunjuk lokasi. Kompleks makam Kartini berdekatan dengan bumi perkemahan. Patung besar Kartini setinggi sekitar 7 meter menyambut kedatangan peziarah di pintu masuk kompleks makam. Suasana tenang tampak di pemakaman ageng yang di depannya berdiri pohon beringin besar.

Hari itu, beberapa peziarah memutari tiga makam utama yang berada di tengah ruangan. Tiga makam dikelilingi pagar bercat keemasan. Di luar pagar ada puluhan makam keluarga Kartini. "Tiga makam utama itu, satu di samping merupakan makam Kartini. Yang di tengah makam istri pertama dari Singgih Djojoadhiningrat, Soekarmilah Djojoadhiningrat dan di sampingnya lagi merupakan anak Soekarmilah, Sri Oriep Djojoadhiningrat," kata Sahid.

Keturunan generasi kelima Kartini, Budhaya Djojoadhiningrat, mengharapkan pemerintah terus memerhatikan makam pahlawan RA Kartini. "Mereka (pemerintah) selalu teriak ayo jadikan makam ini ikon sehingga diharapkan warga berbondong-bondong ke sini. Namun hal itu tidak direalisasikan segera," kata pria yang kini bertempat tinggal di Jakarta itu.

Dia berharap pemerintah menjaga kondisi makam. Dia juga meminta nilai-nilai Kartini bisa diterapkan anak muda masa kini. "Ajarannya kekal, tidak hilang ditelan waktu. Anak muda sekarang perlu mencontoh beliau," tuturnya. (mamdukh adi)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved