Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

HUT RI

Ine Febriyanti Dalami Karakter Cut Nyak Dhien

Setelah kemarin pentas di hadapan ribuan siswa Taruna Nusantara Magelang, besok malam Ine Febriyanti akan kembali menghidupkan Cut Nyak Dhin

Tribun Jateng/Galih Pujo Asmoror
Ine Febriyanti 

TRIBUNJATENG.COM -- Untuk kesekian kalinya, Sha Ine Febriyanti akan kembali mementaskan monolog tokoh perempuan Aceh Cut Nyak Dhien. Setelah kemarin pentas di hadapan ribuan siswa Taruna Nusantara Magelang, besok malam istri dari Yudi Datau ini akan kembali menghidupkan Cut Nyak Dhien di balairung UPGRIS.

Perempuan kelahiran Semarang 18 Februari 1976 ini mengatakan untuk memerankan tokoh pergerakan rakyat Aceh ini ia harus melakukan sejumlah riset, salah satu di antaranya dengan membaca literatur penulis Madelon H. Székely Lulofs mengenai sosoknya. Selain itu untuk mendalami karakter seorang Cut Nyak Dhien ia pun belajar logat Aceh yang benar.

"Untuk literasi aku pelajari mengenai biografi Cut Nyak Dhien dari buku Kisah Ratu Perang Aceh, selain itu aku juga belajar dengan Mas Fikar salah seorang penyair dan juga jurnalis dari Aceh mengenai logat Aceh itu yang benar seperti apa. Aku juga menyimak filmnya sebagai pendalaman lewat peran Christine Hakim. Jadi aku terbantu banget sama mbak Christine, ngga terlalu butuh waktu lama untuk menyelami tokoh yang aku mainkan," terangnya saat ditemui di kawasan jalan Batur, Semarang, Senin (17/8).

Alumnus SMP 5 Semarang ini menyebut sosok Cut Nyak Dhien yang ingin ia hidupkan terutama mengenai sisi lain dari ketangguhannya di medan perang. Bahwa istri Teuku Umar ini punya wajah alamiah dari seorang perempuan yang lemah lembut dan keibuan.

"Humanisnya beliau yang coba aku angkat di sini nanti. Sisi ini yang dalam sejarah belum begitu tersentuh, makanya lewat pementasan ini semoga bisa edukasi bagi khalayak sosok lembut di balik Cut Nyak Dhien," lanjutnya.

Dalam pementasan yang digelar dari hasil kerjasama Forwarkot dengan UPGRIS dan Rumah Budaya Kawan Kita ini, Ine akan diiringi dengan video mapping dan alunan cello dari Burhan Yasin. Dalam pentas yang rencana akan berlangsung selama 45 menit ini, ia membutuhkan waktu 7 kali pertemuan agar bisa ngeblend dengan iringan cello yang nanti akan dimainkan.

Setelah di Semarang, rencananya bulan Oktober nanti Ine akan mementaskan Cut Nyak Dhien di kampung halamannya di Aceh. Dan jika tak ada aral melintang awal tahun depan akan berlanjut pentas ke Australia, Prancis dan Los Angeles. (gon)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved