Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilwakot Semarang

Hendi-Ita Duet Nyanyi Perahu Layar

Bakal calon Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menyanyikan tembang "sewu kuta" saat perhelatanan wayang kulit di Lempongsari

Penulis: adi prianggoro | Editor: rustam aji
Bakal calon Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, naik ke panggung pada segmen Gara-gara saat perhelatan wayang kulit di Lempongsari, Jumat (21/8/2015) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, A Prianggoro

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bakal calon Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menyanyikan tembang "sewu kuta" saat perhelatanan wayang kulit di Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur, Jumat (21/8/2015) malam.

Hendi, demikian sapaan akrab Hendrar Prihadi, berbaur dengan ratusan warga yang menonton wayang yang lokasi panggungnya di dekat rumah pribadinya.

Hendi juga "berduet" dengan sang dalang, Joko Gatutkaca, saat segmen "Gara-gara". Beberapakali mantan Wali Kota Semarang itu melemparkan guyonan.

"Mbak Ita kuwi pasanganku di luar rumah. Nek nang omah pasanganku Mbak Tia, dadi hurufe mung diwalik tok (Mbak Ita itu pasangan saya di luar rumah. Kalau di rumah pasangan saya Mbak Tia, jadi cuma hurufnya yang dibalik)," kata Hendi dengan nada bercanda seraya menunjuk Hevearita Gunaryanti (Ita) yang juga turut naik panggung.

Hendi juga sempat duet bersama Ita menyanyikan lagu "Perahu Layar". Ratusan penonton pun memberikan apresiasi kepada pasangan bakal calon Wali Kota Semarang yang diusung oleh PDI Perjuangan, Demokrat, dan Nasdem ini.

"Melalui media wayang kulit, kami ingin memberikan gambaran semua generasi terutama anak-anak muda bahwa ada warisan leluhur luas biasa namanya wayang kulit yang bisa memberi hiburan tanpa diskriminasi," kata Hendi saat selesai pentas wayang, Sabtu (22/08/2015) dini hari.

Hendi mengatakan wayang kulit sebagai satu kesenian yang bisa dinikmati oleh semua golongan usia, mulai dari anak muda hingga orang sepuh (lanjut usia). Melalui wayang kulit bisa mendapatkan ilmu dan tauladan yang bisa menjadi panutan sehari-hari.

Hendi memaparkan, program kerja 5 tahun bidang budaya ke depan harus punya sesuatu yang ditonjolkan budaya yang beraneka ragam. "Saat saya menjabat wali kota, saya sudah mewajibkan seluruh kecamatan untuk menyajikan wayang kulit. Siapapun nanti yang menjadi wali kota saya berharap nantinya wayang kulit bisa dipertontonkan di setiap kelurahan," terang Hendi.

Hendi menambahkan bila budaya lokal di Kota Semarang perlu diperkenalkan, dipublikasikan, sekaligus dipromosikan sebagai identitas.Ia mencontohkan budaya Apitan, Sesaji Rewondo, dan lainnya. "Ini harus terus dikembangkan, kalau kami dapat amanah (memenangkan pilwakot) maka kami berjanji akan mengembangkan potensi ini," tambahnya.

Hendi mengungkapkan bila keberadaan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) harus direvitalisasi sekaligus dikembangkan. Artinya, lanjut Hendi, TBRS tidak sekadar menjadi tempat para seniman nongkrong. Hendi memasukkan program untuk merenovasi sebuah gedung supaya bagus dan mendorong para seniman terus berkreasi. Hendi menyatakan tidak ragu akan menambah alokasi anggaran untuk seni dan budaya.

"Sepanjang para seniman punya program jelas dan outputnya terukur, saya rasa berapa pun (anggaran) yang diminta akan kami support. Kami juga akan terus menggali potensi budaya lokal dengan dukungan anggaran supaya jadi kegiatan menarik," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved