Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Travel Guide

Ramaikan Biro Perjalanan Dengan Pemasaran Paket Hemat

Tak hanya itu, biro perjalanan wisata ini rela mengantar pelancong ke luar negeri meskipun dengan jumlah peserta yang minim.

Shutterstock/kompas.com
Ilustrasi - Traveling 

JAKARTA, TRIBUNJATENG.COM - Pengusaha biro perjalanan harus memutar otak agar aktivitas bisnisnya tetap moncer di tengah tekanan kurs rupiah terhadap dollar AS. Satu strategi yang digarap adalah memperbanyak tawaran dan menggenjot promosi paket wisata murah kepada konsumen.

Tak hanya itu, biro perjalanan wisata ini rela mengantar pelancong ke luar negeri meskipun dengan jumlah peserta yang minim. Dengan paket wisata kelompok kecil itu, mereka berharap dari sisi volume bisa meningkat, sehingga target bisnis tercapai.

Strategi menggarap paket wisata murah bagi kelompok kecil itu seperti diterapkan PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) dan PT Bayu Buana Tbk. Paket seperti itu ditawarkan dalam ajang Garuda Indonesia Travel Fair yang berlangsung di Jakarta

Hellen Xu, Managing Director Panorama Sentrawisata, menyebut, paket wisata berbiaya murah (low budget) itu melayani kelompok kecil. Bisa satu orang, dua orang, atau tiga orang.

Hasilnya terbilang moncer. Hellen mengklaim, pertumbuhan penjualan paket wisata yang berbiaya murah ia proyeksi bisa naik 50 persen ketimbang tahun lalu. Lantas, pertumbuhan penjualan paket wisata kelompok kecil juga ikut-ikutan tumbuh, yakni sekitar 20 persen ketimbang tahun lalu.

Langkah lain, Panorama juga gencar berpromosi wisata luar negeri. Terutama ke negara yang juga ikut terdepresiasi dollar AS, seperti China, Korea Selatan, Turki, Rusia, dan negara Eropa lain.

Dengan paket seperti itu, Hellen optimistis target pertumbuhan sebesar 20 persen dari pendapatan 2014 lalu bisa dicapai pada tahun ini. Sebagai gambaran pendapatan Panorama tahun lalu mencapai Rp 1,95 triliun.

"Kami tidak merevisi target hingga akhir tahun ini," katanya, kepada Kontan, akhir pekan lalu.

Optimisme yang sama juga disampaikan Agustinus Kasjaya Pake Seko, Direktur PT Bayu Buana Tbk. Ia menyebut, tur ke negara seperti Vietnam dan beberapa negara Eropa masih ada peminat.

"Efek rupiah hanya dirasakan golongan menengah bawah, sedangkan golongan A dan B tidak berpengaruh," jelasnya.

Sayang, Agustinus tidak merinci upaya lain untuk mempertahankan kinerja. Yang jelas, sampai akhir tahun ini, Bayu Buana optimistis pendapatan bisa mencapai Rp 1,9 triliun dan laba Rp 26 miliar. (Kontan/Pamela Sarnia)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved