Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Inspirasi

Udin Menargetkan Produksi Cacing 20 Ton

Mengenai alasannya memilih sampah organik, Saefudin berkata bahwa bahannya mudah didapatkan, mulai dari dedaunan kering sampai jerami padi.

Tribun Jateng
Saefudin menunjukkan cacing hasil ternak di rumahnya di Desa Bugangin, Kecamatan Kendal, Kabupaten Kendal, Jumat (9/10). 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL -- Latar belakang pendidikan tidak selalu berpengaruh pada daya kreativitas seseorang. Contohnya Saefudin (28), lulusan SMP, punya ide cemerlang dalam mengelola sampah.

Saefudin, pemuda asli Kendal, berhasil mendaur ulang sampah organik untuk mengembangbiakan cacing hingga ia sukses menjadi kandidat Pemuda Pelopor Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Saat ditemui di rumahnya di Desa Bugangin, Kecamatan Kota Kendal, Jumat (9/10), Saefudin menceritakan awal mula kiprahnya pada budidaya cacing.

Ia mengaku tertantang oleh ucapan seorang kenalan asal Wonosobo. "Dia bilang, kalau saya sukses beternak cacing di daerah panas seperti Kendal, saya mau diacungi lima jempolnya," seloroh alumnus SMP di pondok pesantren di Pekalongan ini.

Mengenai alasannya memilih sampah organik, Saefudin berkata bahwa bahannya mudah didapatkan, mulai dari dedaunan kering sampai jerami padi. Cara ini disebut Saefudin lebih murah dibandingkan harus membayar mahal ongkos kursus beternak.

"Teknik ini baru satu-satunya ada dan dilakukan di Kabupaten Kendal. Caranya sangat mudah, sampah organik dikumpulkan dalam sebuah plastik besar kemudian kami siram air, taburi jamur agar cacing betah, kemudian dibungkus selama kurang lebih tiga minggu," ungkapnya.

Setelah selesai, sampah tersebut disebar pada permukaan tanah yang telah dipetak-petak dalam suatu wadah. Kemudian bibit-bibit cacing dimasukkan.

Mengingat habitat cacing yang suka di tempat sejuk, maka petak-petak tersebut ia posisikan di kebun dengan pepohonan rindang di sekitarnya.

Awalnya, bibit cacing yang disebar berjumlah 600 kilogram. Nantinya, diharapkan hewan melata tersebut berkembang biak sesuai periode perkembangannya. "Cacing tersebut nantinya akan berkembang biak tiga kali lipatnya, jadi akan ada 1,8 ton cacing dalam empat bulan mendatang," bebernya.

Saefudin menargetkan hasil budidayanya m‎encapai berat 20 ton. Ia pun berharap, warga sekitar yang sudah ia libatkan bisa mengikuti jejaknya dengan menerapkan teknik tersebut di desa masing-masing.

"Saya harap di setiap desa nantinya ada produksi cacing hingga 20 ton, sehingga kami bisa jalan bersama-sama," tuturnya.

Meski pun tergolong binatang menjijikan, cacing disebut Saefudin memiliki sejumlah manfaat. Seperti pada bidang farmasi, kosmetik, pakan ternak, silase, hingga palet ikan.

Kesuksesan Saefudin menjadi Pemuda Pelopor Jawa Tengah dengan karya pengembangbiakan cacing ini sudah didengar Pejabat Bupati Kendal, Koento Nugroho. Secara pribadi, Koento bahkan sudah meninjau lokasi peternakan Saefudin dan meminta Saefudin agar terus berkarya.

"Beliau bilang saya juga harus lanjut sekolah. Saat ini saya sudah mendaftar kejar paket C," akunya.

‎Sementara itu Kepala Dinpora Kendal Dwianto, mengharapkan Saefudin mampu menjadi juara di tingkat nasional. Menurut Dwianto, Saefudin cukup meyakinkan saat presentasi terkait pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan.

Tidak hanya itu, Saefudin pun mampu memberdayakan warga sekitar sehingga dapat mengelola hasil-hasil dari pengolahan limbah organik dan anorganik yang ada di wilayah Bugangin.

"Saya punya keyakinan kalau Saefudin dapat menjadi juara nasional, semoga feeling saya benar," tegasnya. (ponco wiyono)

Sumber: Tribun Jateng
Tags
Inspirasi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved