Smart Election
Warga NU Diserukan Tidak Golput
Kami mengimbau kepada seluruh Nahdliyin dan Nahdliyat supaya menyalurkan hak politik secara baik dan benar. Jangan golput
UNGARAN, TRIBUN - Suara warga Nahdlatul Ulama (NU) diperebutkan lagi pada ajang pemilihan bupati dan wakil bupati Semarang, 9 Desember 2015 mendatang.
Kedua calon, Mundjirin-Ngesti Nugraha (Mukti) dan Nur Jatmiko-Mas'ud Ridwan (Jati Mas), sama-sama mengklaim didukung oleh Nahdliyin.
"Kami mengimbau kepada seluruh Nahdliyin dan Nahdliyat supaya menyalurkan hak politik secara baik dan benar. Jangan golput," kata Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Semarang, Ahmad Hanik, beberapa waktu lalu.
Ia mengungkapkan, warga Nahdliyin di Kabupaten Semarang yang telah mempunyai hak pilih diperkirakan mencapai 450 ribu orang dari total anggota 700 ribu orang. Padahal, jumlah daftar pemilih tetap di Kabupaten Semarang sebanyak 740.768 orang.
Artinya, suara warga NU yang mempunyai hak pilih hampir 50 persen atau separuh dari total jumlah pemilih pada pilkada 2015. Dengan kepengurusan di seluruh kecamatan hingga tingkat ranting dan anak ranting, suara warga NU patut diperhitungkan.
"Keikutsertaan kader-kader NU dalam konstelasi pilkada harus mendapat dukungan. Namun begitu, secara kelembagaan, NU tidak berpolitik," tegas Hanik.
Menurutnya, NU mendukung setiap kader untuk berkompetisi secara demokratis. Tetapi, setiap perbedaan harus selalu diterima dan dihargai.
Sebagai bagian dari anak bangsa, imbuh Hanik, NU juga mengajak para kader agar selalu meningkatkan ukhuwah Islamiyah. "Kalau ada perbedaan pilihan politik, tidak masalah. Itulah alam demokrasi," pungkasnya. (kompas.com/igy)