Pasokan Telur dan Cabai Melimpah Bikin Jateng Deflasi lagi

Pasokan Telur dan Cabai Melimpah Bikin Jateng Deflasi lagi

Penulis: hermawan Endra | Editor: iswidodo
tribunjateng/dok
Pasokan Telur dan Cabai Melimpah Bikin Jateng Deflasi lagi 

Laporan  Tribun Jateng, Hermawan Endra Wijonarko

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pada Oktober 2015, Jawa Tengah masih mengalami deflasi 0,04% (mtm), meski tidak sedalam deflasi September 2015 yang sebesar 0,15% (mtm).

Realisasi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan historisnya pada Oktober selama periode 2010-2014 yang inflasi sebesar 0,21% (mtm).

Deflasi bersumber dari kelompok volatile food (0,51%-mtm) dan kelompok administered price (0,05%-mtm), yang juga lebih rendah dibandingkan historisnya berturut-turut sebesar (0,05%-mtm) dan (0,22%-mtm).

Secara parsial, tiga kota pantauan mengalami deflasi sedangkan tiga kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Cilacap (0,23%-mtm), sementara inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal (0,29%-mtm).

Penurunan harga pada komoditas cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai hijau menjadi pendorong deflasi kelompok volatile food. Penurunan harga cabai disebabkan oleh melimpahnya pasokan akibat panen di daerah Lumajang, Madura, Jember, Rembang, Wates, dan Temanggung. Sementara penurunan harga telur dan daging ayam ras disebabkan oleh tingginya pasokan di tengah permintaan masyarakat yang cenderung menurun.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir mengatakan, pada kelompok administered prices, koreksi harga terutama terjadi pada bahan bakar rumah tangga yang disebabkan oleh penurunan harga LPG 12 kg pada pertengahan September 2015. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved