Pilwakot Semarang
Kami Tidak Akan Sebar Uang
Tiga pasangan peserta Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang sama-sama mengeklaim telah menyiapkan antisipasi serangan fajar.
Penulis: galih permadi | Editor: rustam aji
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tiga pasangan peserta Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang sama-sama mengeklaim telah menyiapkan antisipasi serangan fajar. Mereka menyiapkan tim untuk mencegah kemungkinan adanya serangan fajar berupa bagi-bagi uang ata money politics dari kubu lawan. Tak tanggung-tanggung, para kandidat juga menyiapkan hadiah bagi siapa pun yang bisa menangkap kasus money politics.
Ketua Tim Sukses Hendi-Ita, Supriyadi mengatakan, untuk menjaga suara di tiap-tiap TPS, pihaknya melakukan penguatan saksi, Satgas Anti-Money Politics, dan pembentukan regu penggerak pemilih (Guralih). "Total kami siapkan 6.000 orang untuk menjaga dan mendulang suara suara," ujarnya.
Supriyadi mengatakan tiap guralih berisi 8-15 orang. Anggota guralih berdomisili berdekatan dengan TPS. "Jika satu orang dapat menggerakkan 15 orang ke TPS, maka kemenangan telak Hebat bisa diraih. Kami sudah lakukan bimbingan teknis kepada guralih. Mereka akan bergerak door to door agar masyarakat mau menuju TPS," ujarnya.
Satgas Anti-Money Politics, kata Supriyadi, akan mempunyai tugas berat untuk mengawasi dan mendeteksi gerakan lawan yang ingin berusaha mengubah pilihan nomor dua ke nomor lain. "Kalau ada kecurigaan dan terbukti melakukan money politic akan langsung ditangkap dan dilaporkan," ujarnya.
Sebelumnya, Hendi bahkan menjanjikan akan memberikan hadiah Rp 5 juta jika mampu menangkap tangan pelaku money politic dan bisa dibuktikan.
"Guralih juga akan bekerja mengungkap dan menangkap jika terjadi money politic. Saya rasa sah-sah saja memberikan motivasi (Rp 5 juta), ini dalam upaya untuk bisa meningkatkan kesadaran pemilih yakni ternyata tidak perlu money politic jika memilih," ujarnya.
Tak mau kalah, Tim pemenangan pasangan Sigit Ibnugroho Sarasprono-Agus Sutyoso atau Sibagus, bakal memberikan hadiah yang lebih besar bagi siapa pun yang berhasil menangkap praktik politik uang. Hadiah yang dijanjikan Sibagus, mencapai Rp 10 juta.
"Apabila ada sukarelawan kami bisa menangkap pelaku tindakan yang tidak mendidik dalam pesta demokrasi ini, kami siapkan hadiah Rp 10 juta, jika terbukti," kata Ketua Tim Pemenangan Sibagus, Joko Santoso.
Hadiah tersebut bukan hanya diberikan bagi sukarelawan, melainkan juga siapa pun yang mampu menemukan praktik politik uang, semisal menangkap penerima maupun pemberi uang.
Pihaknya sudah memberikan bimbingan teknis pada para sukarelawan, baik yang bertugas di sekitar maupun di luar TPS. Jika menemukan praktik politik uang saat pemungutan suara maupun sebelumnya atau saat hari tenang, maka diminta segera melaporkan.
"Kami juga menyampaikan pada relawan pada lima orang tiap TPS, untuk memantau kegiatan money politics," tegasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Tim Sukses Soemarmo-Zuber, Suparman mengatakan, menjelang pencoblosan atau tiga hari terakhir, Suparman mengaku akan menggenjot penyebaran pernak-pernik paslon nomor urut 1. Barang yang dipersiapkannya ada ribuan mug.
Pengeluaran juga untuk berbagai rapat koordinasi serta pertemuan warga selama masa kampanye. Menurutnya, selama ini tiap pertemuan, ia tidak memberikan uang saku. "Kami hanya menyediakan snack dan makanan. Sejak awal kami sudah menyampaikan terkait itu pada masyarakat," tuturnya.
Ia juga memberi uang saku Rp 250 ribu untuk koordinator kelurahan serta kecamatan untuk mencari penanggung jawab TPS di tingkat kelurahan. Para penanggung jawab TPS diminta mencari 10 kader atau tokoh masyarakat di masing-masing wilayah.
Masing-masing kader diharapkan bisa mencari 10 pemilih. Dengan begitu, kemenangan bisa dipastikan. Lalu, apakah para kader juga mendapat uang lelah? "Tidak, kami benar-benar relawan. Itulah yang kami tekankan sejak awal," ucapnya.
Untuk memberi semangat, ada bonus bungah yang diberikan timses jika per TPS mencapai target. Jika satu TPS loka bisa mencapai 40 persen suara maka ada bonus Rp 2,5 juta, 50 persen dapat Rp 7,5 juta dan 60 persen Rp 10 juta.
Sementara untuk TPS tingkat kecamatan, bonus akan lebih tinggi lagi, yaitu 40 persen dapat Rp 10 juta, 50 persen dapat Rp 15 juta dan perolehan 60 persen suara dapat Rp 20 juta. "Tapi kado bungah itu hanya berlaku jika Pak Marmo menang," timpal Budi, anggota timses lainnya. (gpe/bbb/had)