Outlook 2016
Ini Langkah dan Upaya BPMD Provinsi Jateng untuk Tingkatkan Investasi
Ini Langkah dan Upaya BPMD Provinsi Jateng untuk Tingkatkan Investasi
Penulis: m nur huda | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Berikut ini lanjutan wawancara khusus tribun jateng dengan Plt Kepala BPMD Provinsi Jateng, Asih Widhiastuti terkait outlook 2016, prospek investasi di Jawa Tengah.
Program BPMD Jateng yang digencarkan/didorong saat ini? Target dan pencapaiannya seperti apa?
Kami ada agenda rutin Central Java Investment Bisnis Forum, itu kami menawarkan peluang usaha yang ada di Jateng, baik pengusaha dalam negeri maupun luar negeri. Pelaksanaan di Solo beberapa waktu lalu juga ada LoI (letter of intent) atau kepeminatan oleh pengusaha terhadap investasi di Jateng senilai Rp 70 triliun. Dari situ harapannya para pengusaha bisa segera merealisasikan proyek-proyeknya yang diminati.
Harapan kami dari Pemerintah Provinsi, proyek-proyek strategis seperti pembangkit listrik di Batang, Cilacap, segera bisa dioperasikan sehingga kekurangan energi itu segera bisa ditangani. Bandara juga termasuk paling strategis sebab itu gerbang masuknya ke Jateng, entah sektor bisnis ataupun wisata.
Pemberian insentif untuk investor?
Yang jelas pengusaha sudah dapat insentif dari pemerintah pusat berupa pembebasan PPN, dan pengurangan bea masuk. Jadi bea masuk itu ada ketentuan. Kalau nilainya di atas 5 persen maka hanya dikenakan 5 persen. Itu semua barang modal dan bahan baku. Itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176 Tahun 2012.
Fenomena relokasi industri dari provinsi lain masuk ke Jateng, apakah masih akan berlangsung di tahun mendatang?
Masih banyak, tapi bukan relokasi, tapi membangun baru di sini. Jadi perusahaan-perusahaan yang sudah beroperasi di Jawa barat membangun lagi di Jawa Tengah. Kemarin ada di Jepara, Brebes, Sukoharjo, Boyolali, dan lainnya.
Apa yang masih perlu dibenahi agar investasi masuk Jateng terus meningkat?
Investasi kan tidak hanya dari satu sisi saja, bisa dipengaruhi kebijakan ekonomi makro, baik nasional maupun dunia. Kalau di daerah itu mengikuti saja. Regulasi antarsektor dari daerah sampai pusat harus saling koordinasi. Kalau masing-masing mengeluarkan regulasi, yang di bawah yang repot.
Daerah mana di Jateng yang paling pro-investasi? Apa keunggulan daerah itu?
Semua sudah pro-investasi karena semua sudah menyiapkan strategi-tertentu. Misalnya, di Kabupaten A karena tidak memiliki lahan maka menyiapkan strategi tertentu. Sebab tidak semua kabupaten memiliki kawasan industri. Seperti Kota Surakarta, Kota Salatiga, Kota Magelang.
Yang tidak punya kawasan industri itu memiliki cara tersendiri untuk menarik investasi, misalnya Kota Semarang dijadikan Kota Jasa. Jasa kan yang diperbaiki adalah sarana prasarana penunjang, hotel, rumah sakit, properti,sekarang juga banyak sekali yang tumbuh.
Terkait industri padat karya, untuk mengimbangi besarnya minat industri masuk ke wilayah Jateng, ketersediaan tenaga terampil kita sudah memadai?
Tidak masalah, sangat banyak tenaga kerja kita. Tapi sekarang sudah ada gejala di lingkungannya sudah berubah. Misalnya di Boyolali, sudah ada perusahaan garmen yang mempekerjakan laki-laki sebagai penjahit, yang terjadi selama ini menjahit biasanya seorang wanita. Di Purbalingga, tenaga kerja wanita sudah susah karena sudah bekerja di industri rambut palsu dan lain-lain. Sekarang tenaga kerja laki-laki yang mulai digarap.
Persoalan infrastruktur, termasuk ketersediaan lahan kawasan industri? Sudah memadai?
Kita memang mendorong Kabupaten dan Kota untuk membuat kawasan industri. Tapi kalau lahannya terbatas bisa menggabung dengan daerah terdekatnya. Karena lahan kawasan industri yang visible itu di atas lahan seluas 1.000 hektare.
Harapan kami kawasan industri satu kabupaten jangan ada beberapa kawasan, kalau bisa satu saja. Kalau dibuat beberapa kawasan itu kalau tumbuh maka lalu lintasnya sangat padat. Pemerintah menyediakan sarana prasarana juga mahal karena harus membangun listrik dan lain-lain. Kalau jadi satu akan lebih efisien.
Maka daerah yang sudah memiliki lahan visible yang kalau bisa disiapkan. Tata ruangnya disiapkan, kesiapan infrastruktur juga dibenahi, sehingga pengusaha tertarik untuk membangun. (tribunjateng/m nur huda)
Plt Kepala BPMD Provinsi Jateng, Asih Widhiastuti
Tempat tanggal lahir: Semarang, 20 September 1962
Karir :
- 1988-25 April 2015 sebagai Staf di Bappeda Provinsi Jateng, jabatan terakhir Kepala Bidang Perekonomian Bappeda.
- Sejak 27 April 2015 Kepala BIdang Promosi dan Kerjasama BPMD Provinsi Jateng.
- Sejak 6 November 2015 merangkap PLT Kepala BPMD Provinsi Jateng.
Pendidikan :
S1 Fakultas Ekonomi Undip, S2 MEP Universitas Gadjah Mada (UGM).
Suami : Budi Rahardjo
Anak : Muna, Yumma, Alma, Rozan.