Gerhana Matahari Total
Bule belanda Pun Ikut Tabuh lesung dan Joget di Pasar Gede Solo
Saat puncak gerhana matahari terjadi, sejumlah pedagang di Pasar Gede ini membunyikan lesung di depan pintu masuk pasar.
Penulis: suharno | Editor: Catur waskito Edy
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNJATENG.COM, SOLO -- Proses gerhana matahari di Kota Solo dimulai jam 06.20 WIB, dan puncaknya terjadi sekitar jam 07.24 WIB, Rabu (9/3/2016).
Saat puncak gerhana matahari terjadi, sejumlah pedagang di Pasar Gede ini membunyikan lesung di depan pintu masuk pasar.
Dibantu anggota Kesenian Gejek Lesung Sri Sadono Tawangsari RW 34 Mojosongo, para pedagang serta kuli panggul ini membunyikan lesung sembari bernyanyi lagu daerah seperti suwe ora jamu hingga gundul-gundul pacul.
"Biasanya kalau terjadi gerhana entah gerhana bulan dan matahari, warga di pedesaan membunyikan lesung lantaran cerita saat gerhana terjadi, bulan atau matahari dimakan buto (raksasa) dan bunyi lesung membuat buto takut," ujar kuli panggul di Pasar Gede, Sumuk (53).
Kuli panggul asal Karanganyar ini menambahkan dia juga pernah mengalami kejadian gerhana matahari pada tanggal 11 Juni 1983 lalu. Namun saat itu, dia tidak berani keluar rumah lantaran ada kabar bahwa sinar matahari waktu itu beracun.
"Ya takut karena ada kabar itu sehingga saya dan seluruh keluarga gak berani keluar rumah. Saat ini, sebenarnya juga takut tetapi lantaran harus bekerja dan banyak yang bilang gak pa-pa asal tidak lihat matahari lama-lama akhirnya berani keluar," sambungnya.
Saat sejumlah pedagang dan kuli panggul ini menabuh lesung dan bernyanyi, sejumlah rombongan turis asal Belanda yang kebetulan lewat Pasar Gede tampak antusias memdekat.
Bahkan para turis ini mencoba untuk ikut menambuh lesung dan berjoget mengikuti iringan tabuhan lesung dan nyanyian yang dinyanyikan warga Solo. (*)