Gerhana Matahari
VIDEO Keindahan Gerhana Matahari di Kebun Teh Lereng Gunung Lawu
VIDEO Keindahan Gerhana Matahari di Kebun Teh Lereng Gunung Lawu
Penulis: rika irawati | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Puluhan orang memadati kawasan perkebunan teh di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (9/3/2016) pagi. Tak sekadar menikmati udara segar di hari libur, mereka juga ingin melihat gerhana matahari dari ketinggian.
"Tadi datang pukul 06.00 WIB. Berharap bisa melihat gerhana matahari secara langsung berlatar Gunung Lawu," ungkap Chatarina Dian K, warga Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
Dian datang bersama anak serta suami. Mereka rela menempuh perjalanan sekitar 30 menit mengendarai kendaraan pribadi dari rumah. Beruntung, cuaca di kaki Gunung Lawu saat itu cerah. Hanya saja, untuk melihat gerhana matahari ini dibutuhkan kacamata ND5.
Tak hanya Dian dan keluarga, Dwi Koranto juga datang ke perbukitan kebun teh di Desa Kemuning untuk melihat gerhana matahari. Dia juga mengabadikan momen tertutupnya matahari oleh bulan itu menggunakan kamera. "Sensasi melihat gerhana di sekitar kebun teh memang berbeda dibanding di halaman rumah meski sebenarnya, gerhana matahari ini bisa dilihat dari mana saja," ucap Dwi, warga Kemuning. (VIDEO GERHANA DI KEBUN TEH)
Di Kemuning, gerhana matahari mulai bisa dilihat pukul 06.30. Matahari sedikit demi sedikit tertutup bulan. Gerhana yang berlangsung sekitar dua jam tersebut mencapai puncak sekitar pukul 07.35. Saat itu, matahari tertutup sekitar 85 persen. Meski begitu, terik matahari tetap terasa sehingga tak menimbulkan kegelapan.
Saat gerhana matahari berlangsung, warga Islam di desa tersebut menggelar salat berjamaah di sejumlah masjid. Umat Hindu yang tengah menjalankan ibadah Nyepi di Pura Tunggal Ika juga menggelar sembahyang. "Tadi juga sembahyang karena momen gerhana matahari. Kami berharap, gerhana matahari tak membawa dampak negatif. Yang kami minta, Hyang Widhi Wasa senantiasa melindungi dan memberi ketentraman," ujar Suwito, umat Hindu yang mengikuti sembahyang. (Tribunjateng/Rika Irawati)