Liputan Khusus

Hacker Bantu Menangkan Proyek Rp 10 Miliar

Andi, sebut saja demikian, seorang hacker, langsung tertawa kecil ketika berbincang tentang LPSE yang kerap dibobol peretas.

Editor: rustam aji
net
Ilustrasi _ Hacker 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Anda pernah ikut lelang pengadaan barang dan jasa secara elektronik atau LPSE, kemudian kesulitan masuk situs lelang? Ulah hacker (peretas) lah yang menyebabkan peserta lelang kesulitan mengakses situs LPSE di pusat dan daerah.

Andi, sebut saja demikian, seorang hacker, langsung tertawa kecil ketika berbincang tentang LPSE yang kerap dibobol peretas. Ia mengaku pernah memasuki sistem beberapa website ‎milik pemerintah. Awalnya, Andi mengaku hanya iseng menggunakan keahliannya di bidang teknologi informatika. Beberapa situs yang pernah dimasuki ‎jebolan sebuah universitas di Yogyakarta itu antara lain website Pemkot Magelang, Kota Semarang, website beberapa UPTD di Kota Semarang dan situs Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE). "Asyik saja bermain dan masuk ke sistem website mereka. Hanya iseng‎ saja, menguji kemampuan," katanya pada Tribun Jateng, pekan lalu.

Andi semula tidak ingin menggunakan keahliannya untuk merusak sistem orang lain, apalagi milik pemerintah. Hingga kemudian ada seorang teman dekat yang datang meminta bantuan. "Temanku minta agar aku membantunya mendapatkan proyek senilai Rp 10 miliar. Tugasku menyingkirkan kompetitor. Awalnya aku menolak, tapi karena pertimbangan tertentu, aku bantu dia," ucapnya.

‎Andi enggan menyebutkan proyek mana yang diincar temannya. Ia hanya menyebutkan bahwa proyek tersebut di wilayah Jawa Tengah. Atas bantuannya, sang teman berhasil memenangkan proyek dan Andi menerima fee sebesar Rp 100 juta. "Jadi hanya sekali itu saya melakukannya. Karena ada pertimbangan tertentu. Selanjutnya saya tidak pernah dan tidak mau. Ini soal prinsip saja. Tapi kalau merusak website asing, sering dan masih saya lakukan sampai sekarang," tuturnya.

Saat membantu temannya, tugas Andi antara lain mengatur nilai penawaran dan menggagalkan pesaing lain saat mengupload data ke website LPSE. Hanya saja, ia enggan menceritakan secara detail apa saja yang dilakukan dalam membantu temannya yang seorang kontraktor asal Jakarta itu."Ada lah. Satu di antaranya mengakali berkas yang diupload pada situs resmi LPSE," jelasnya.

Aksi itu dilakukannya beberapa tahun lalu. Andi yang kini bekerja sebagai head division IT pada sebuah perusahaan di Kota Semarang tidak ingin lagi menggunakan kemampuannya untuk membantu mendapatkan proyek dengan cara kotor.

Blokir data pesaing

Seorang kontraktor tingkat pemerintah Provinsi Jateng, sebut saja Dani, bercerita bahwa banyak cara untuk mendapatkan proyek lelang pemerintah. Ia mengakui, jaringan orang dalam berpengaruh besar dalam kesuksesan mendapatkan proyek. Dan beberapa koleganya juga pernah berkata padanya menggunakan jasa hacker dalam proses pelelangan. "Kadang ada makelar, tapi ada juga yang menggunakan jasa hacker," katanya pada Tribun Jateng.

Ia sendiri selama belasan tahun menjadi kontraktor mengaku belum pernah menggunakan jasa hacker. Namun, ia tidak memungkiri beberapa kontraktor memakai jasa peretas. Dani mengungkapkan peretas yang disewa kontraktor biasanya melakukan beberapa hal. Pertama memblokir atau menghalangi perusahaan pesaing memasukkan data. Kedua mengganggu jaringan situs lelang. Bahkan, jika memungkinkan hacker memanipulasi data pesaing.

Sepengetahuannya, keamanan situs milik pemerintah memang rentan dibobol. Karena itu, ia tidak heran jika peretas bisa membobol situs pemerintah. "Jumlahnya tidak banyak sih (yang gunakan hacker), paling sering menggunakan cara biasa (memanfaatkan makelar dan jaringan orang dalam)," katanya. (tim)

Selengkapnya Baca Tribun Jateng edisi Cetak Senin (9/5/2016)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved