Liputan Khusus

Kontraktor Sewa Hacker Agar Tak Dikerjai Panitia Lelang

Seorang makelar proyek di lingkungan Pemkot Semarang, sebut saja Tono, menyatakan ada beberapa cara agar pengusaha lain tidak lolos

Editor: rustam aji
Kontraktor Sewa Hacker Agar Tak Dikerjai Panitia Lelang
Ilustrasi - Hacker

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Trik kontraktor menyewa hacker (peretas) tidak hanya untuk menyerang kontraktor lain, namun juga untuk mengamankan diri agar tidak dikerjai oknum panitia lelang nakal.

Seorang makelar proyek di lingkungan Pemkot Semarang, sebut saja Tono, menyatakan ada beberapa cara agar pengusaha lain tidak lolos administrasi via situs lelang elektronik (LPSE). Permainan yang lazim adalah menyembunyikan syarat lelang hingga batas waktu terakhir.

Beberapa oknum panitia lelang bisa membantu dengan membocorkan informasi soal syarat lelang. Syarat secara umum akan dipajang di situs. Namun, ada beberapa syarat yang hanya diketahui panitia lelang dan kroninya, baru dipublikasikan jelang batas akhir penyerahan dokumen. "Misalnya untuk bangun atap harus punya sertifikasi dan sebagainya. Nah, tidak semua pengusaha tahu kan. Apa iya bisa punya sertifikat dalam waktu tiga hari misalnya?" tutur Tono, pekan lalu.

Kadang persyaratan itu baru dipajang di situs LPSE jelang penutupan. Karena itulah, beberapa pengusaha menggunakan keahlian hacker untuk mengintip semua persyaratan secara cepat.

Seperti diberitakan Tribun Jateng, sejumlah kontraktor menggunakan jasa hacker untuk memenangkan lelang proyek pemerintah melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Seorang hacker di Jateng mengaku pernah diminta bantuan memenangkan proyek senilai Rp 10 miliar dan akhirnya berhasil.

Belum lama ini, Mabes Polri menangkap seorang hacker yang telah membobol situs LPSE di beberapa daerah. Menurut Mabes Polri masih banyak hacker lain yang melakukan aksi serupa. Modusnya antara lain, si hacker suruhan pengusaha masuk ke sistem LPSE sehingga bisa menghalangi peserta lain saat mengupload dokumen. Bahkan ada hacker yang bisa memanipulasi data. Alhasil si pesaing itu dianggap gugur karena tidak bisa melengkapi dokumen.

Pengurus Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia, (Gapensi) Jateng, Arnaz Andrasmara mengatakan pernah mendengar tentang keahlian para peretas dalam lelang proyek lewat LPSE. Ia percaya jika peretas bisa menghalangi pesaing mengirim data. "Tapi kalau sampai memanipulasi data saya kok ragu," katanya.

Pria yang sudah delapan tahun menjadi kontraktor itu sendiri mengatakan belum pernah mendengar kasus kontraktor menggunakan hacker di Kota Semarang. Menurutnya, sistem lelang Pemkot Semarang selama ini sudah cukup baik.

Ia pun tidak pernah mendapat tawaran menggunakan jasa hacker dan sebagainya. Ia hanya menggunakan jalur resmi setiap ikut lelang proyek Pemerintah Kota Semarang.

Hal senada juga dikatakan oleh Ning, seorang kontraktor asal Solo. Ia mengaku sudah mendengar tentang adanya aksi hacker di dunia kontraktor. Tapi, ia tidak tertarik menggunakannnya. "Kalau ada yang nawari saya minta untuk tobat," tuturnya. (tim)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved