LIPUTAN KHUSUS
Lelang Proyek, Selain Ada Fee dari Kontraktor, Hacker juga Bisa Memanipulasi Data
Lelang Proyek, Selain Ada Fee dari Kontraktor, Hacker juga Bisa Memanipulasi Data
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Data digital yang diinput melalui website Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE), sangat dimungkinkan untuk dimanipulasi oleh hacker (peretas). Tetapi hacker tidak bisa memanipulasi data cetak saat verifikasi berkas.
Hal itu diakui seorang hacker di Kota Semarang, berinisial BA. Ia mengatakan, website LPSE merupakan bentuk aplikasi jaringan. Bukan hal yang sulit bagi seorang hacker untuk menembus jaringan website dan memainkan isinya. "Jadi hacker bisa memanipulasi data digital yang diinput di website lelang," kata BA pada Tribun Jateng, kemarin.
Meski demikian, BA yang pernah bekerja pada perusahaan konstruksi menuturkan bahwa tidak hanya berkas digital saja yang diverifikasi. Tetapi, data fisik cetak juga diverifikasi oleh panitia lelang LPSE. Namun kembali lagi pada panitia lelang. Tetap saja ada celah kontraktor nakal dan oknum panitia lelang bermain. Misalnya, panitia lelang akan memuluskan verifikasi berkas cetak dengan imbalan fee proyek. "Minimal (feenya) 3-5 persen dari nilai proyek. Ada juga yang sangat gila berani memberi 10 persen dari nilai proyek," ucap BA.
Ia menegaskan jika panitia lelang mensyaratkan hanya verifikasi data digital maka peranan hacker pada lolos tidaknya peserta lelang cukup besar. "Tapi verifikasi biasanya dilakukan pada keduanya, berkas digital dan cetak," tuturnya.
Sementara itu, aksi hacker tidak hanya mengobrak-abrik situs milik pemerintah. Sebuah universitas swasta di Kota Semarang pun pernah dikerjai seorang hacker yang tidak lain adalah mahasiswanya sendiri.
Seorang dosen yang enggan disebut namanya, mengatakan hacker tersebut memasuki sistem website kampus. Yang dilakukan hacker adalah mengubah nilai mahasiswa untuk kepentingan pribadinya. "Mahasiswa itu juga mengubah nilai teman-temannya dengan imbalan Rp 100 ribu per mata pelajaran. Dia sempat banyak memperoleh uang sebelum akhirnya ketahuan," cerita dosen tersebut, pekan lalu.
Saat tertangkap dan diinterogasi, hacker mahasiswa tersebut mengaku awalnya hanya iseng. Ia mengetahui ada kelemagan sistem situs kampus lalu mememasukinya. "Seandainya dia masuk situs dan memberitahukan ke pihak kampus, ini loh sistem masih ada kelemahan dan bisa dimasuki, itu bagus. Tapi karena mahasiswa itu memanfaatkan untuk kepentingan pribadi, maka dia harus diberi sanksi," jelasnya. (*)