Jemaah Haji 2016
Cegah Insiden, Kemenag Melarang Jemaah Haji Lempar Jumrah di Waktu Berikut Ini
Cegah Insiden, Kemenag Melarang Jemaah Haji Lempar Jumrah di Waktu Berikut Ini
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: iswidodo
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL- Sedikitnya 150 jemaah haji meninggal dunia di Mina saat berebutan untuk melempar jumrah pada 2015 lalu. Kementerian Agama tidak ingin hal tersebut terulang kembali pada jemaah Indonesia yang berdesak-desakan di Mina pada musim haji tahun 2016 nanti.
Oleh karena itu, berkaca pada pengalaman tahun lalu, Kementerian Agama melarang jemaah untuk melakukan lempar jumrah pada waktu-waktu tertentu.
"Surat edaran dari Menteri Agama terkait waktu larangan lempar jumrah sudah kami terima kemarin. Ini untuk semua daerah. Selanjutnya, akan kami sosialisasikan kepada jemaah haji asal Kota Tegal," jelas Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama Kota Tegal, Abdul Ghofir, Rabu (3/8/2016).
Jadwal larangan lempar jumrah yang dikeluarkan Kemenag antara lain pada 10 Dzulhijjah atau 11 September 2016 pagi hari pukul 06.00-10.30 Waktu Arab Saudi (WAS).
Kemudian pada siang hari 11 Dzulhijjah atau 12 September 2016 pukul 14.00-18.00 WAS. Pada 12 Dzulhijjah atau 13 September 2016 pukul 10.30-14.00 WAS.
Selama berada di Mina, kata dia, jemaah diminta untuk disiplin mengikuti jadwal lempar jumrah.
Dikeluarkannya jadwal larangan lempar jumrah, lanjutnya, untuk melakukan antisipasi potensi kecelakaan akibat pergerakan jamah haji di Mina.
Menurutnya upaya preventif atau pencegahan adalah sosialisasi kepada seluruh jemaah dan para pembimbing haji. "Kami berharap jemaah mentaati jadwal yang telah ditetapkan," katanya.
Dalam menyusun jadwal, pihak dari Kementerian Agama sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi. Menurutnya, selain jadwal, jalur jemaah haji asal Indonesia juga sudah diatur, yakni di lantai tiga.
"Lantai satu itu untuk jemaah asal Iran, Afrika dan Arab Saudi. Jemaah Indonesia itu ambil jalur di lantai tiga," jelasnya.
Menurutnya, postur tubuh jemaah juga menjadi pertimbangan penempatan jalur lempar jumrah. Jemaah dari negara-negara tertentu supaya tidak saling bertemu atau berpapasan.
Misalnya, jemaah dari Asia yang cenderung berbadan kecil dengan jamaah dari Afrika yang berbadan besar.
Menurutnya, korban Mina tahun lalu kebanyakan adalah jamaah yang berangkat melontar jumrah pagi hari. Padahal jadwal jemaah Indonesia melontar jumrah saat itu bukan pagi hari. Namun ada sejumlah jamaah yang nekat menerobos jadwal dan bergerak melontar jumrah pagi hari. "Tahun ini, petugas akan mengawasi lebih ketat dan terus peringatkan. Supaya mematuhi jadwal demi keamanan dan keselamatan," imbuhnya. (*)