Perjalanan 'Kematian' Waluyo dari Yogyakarta Hingga Semarang, Ini Cerita Suka Dukanya
Waluyo menceritakan bahwa awalnya sejak keluar dari rumah pada Januari 2015 memang menjadi tukang becak dengan sistem sewaan
TRIBUNJATENG.COM, YOGYA - Waluyo (52), warga Suryoputran, Keraton, Yogyakarta kembali ke rumah dengan sehat wal afiat, padahal namanya sudah terukir di salah satu makam di tanah kelahirannya yang ada di Canden, Jetis, Bantul, sejak Mei 2015 lalu.
Waluyo yang ditemui Tribunjogja.com, Selasa (2/8/2016), tengah sibuk menerima tamu yang ingin memastikan kembalinya dirinya, menceritakan bahwa selama dianggap meninggal, ternyata dia selama ini hidup menggelandang di Semarang.
Waluyo menceritakan bahwa awalnya sejak keluar dari rumah pada Januari 2015 memang menjadi tukang becak dengan sistem sewaan.
Baca: Kepala Dukuh Tak Langsung Percaya Dia Benar-benar Waluyo, Pertanyaan Jebakan pun Diberikan
Namun kemudian karena tidak mampu memenuhi setoran, becaknya ditarik pemilik.
Sejak itu dia menggelandang ke berbagai daerah di wilayah Yogyakarta dan Sleman tanpa kehidupan yang jelas, dan tidur sekadarnya tanpa berpikir untuk pulang ke rumah.
Bingung harus ke mana, dia kemudian berjalan kaki dengan tujuan ke Semarang dan menghabiskan waktu 4 hari.
"Sampai di Jembatan Kretek saya sempat dikasih tumpangan sama orang yang baru pulang kulakan kripik di Imogiri, ditumpangi sampai Magelang disangoni (diberi uang saku) Rp 20 ribu juga, setelah nginep semalam saya lanjut lagi jalan," ceritanya.
Di Semarang dia menetap di kawasan Banjir Kanal Timur dan melakukan pekerjaan serabutan apa saja, hingga tinggal dan tidur di kolong jembatan.
Pada bulan-bulan terakhir dia sudah memiliki pekerjaan tetap, di pagi hari dia ikut menjadi tukang sapu sementara, dan malamnya dia menjadi juru parkir di tempat tersebut.
Sebenarnya dia sempat beniat pulang pada lebaran tahun ini, namun karena berbagai masalah akhirnya urung terlaksana hingga hari ini.
"Ada kenalan saya yang katanya Lebaran mau dolan ke pantai di Gunungkidul, tapi nggak jadi-jadi sampai hari ini," ceritanya.
Dia sendiri kemudian pulang dengan menumpang kenalannya yang merupakan pengelola salah satu hotel di Yogyakarta.
Dia juga awalnya sempat kaget karena diberitakan sudah meninggal dunia, padahal dia merasa selama ini baik-baik saja.
Selama ini dia mengakui tidak pernah menghubungi keluarganya hingga benar-benar lost contact.
"Yang penting sekarang sudah kumpul lagi, saya juga sudah punya cucu," ujarnya terkekeh.
Dalam 'kematiannya', dia melewatkan anak keduanya yang menikah hingga kini punya cucu.
Salah seorang anak Waluyo, Any Istiarti, mengatakan dia berharap ayahnya tidak usah pergi-pergi lagi tidak usah menarik becak lagi yang akhirnya hanya membuat khawatir.
"Sudah bapak di rumah saja jaga toko, apalagi kita anak-anaknya sudah kerja semua jangan pergi-pergi lagi," harapnya. (*)