Mendengar Kata-kata Anaknya tentang Sang Istri, Pria Ini Terdiam. Ia meninggal 10 Menit Kemudian
Pasangan ini membuktikan bahwa tak ada satupun yang dapat memisahkan mereka berdua
TRIBUNJATENG.COM - Pasangan ini membuktikan bahwa tak ada satupun yang dapat memisahkan mereka berdua.
Dilansir dari Daily Mail, Henry dan Jeanette De Lange meninggal dunia pada 31 Juli kemarin di ruangan yang sama tempat mereka dirawat.
Waktu kematian mereka pun hanya berselang 20 menit.
Henry dan Jeanette merupakan pasangan yang bahagia dan telah memiliki 5 anak dan telah hidup bersama selama 63 tahun.
Lee De Lange, salah satu anak mereka mengatakan jika peristiwa ini merupakan takdir dari Tuhan yang begitu luar biasa, sehingga mereka tidak terpisahkan, bahkan ketika maut menjemput.
Tentu saja keluarga merasa kehilangan karena mereka berdua meninggal dalam waktu yang sama.
Tapi hal itu merupakan wujud nyata dari cinta mereka yang sejati dan indah.
Jeanette menderita penyakit Alzhameir dan mendapatkan perawatan sejak 2011.
Suaminya, Henry dengan setia selalu menemani sang istri dalam masa-masa sakitnya tersebut.
Namun ketika Henry divonis kanker prostat oleh dokter, ia meminta agar dirawat dalam ruangan yang sama dengan sang istri.
Pada hari Rabu, Henry tiba-tiba berkata pada putranya, "Aku tidak tahu Lee berapa lama lagi waktu yang Tuhan berikan padaku."
Ia seperti telah mendapatkan firasat bahwa dirinya akan segera pergi.
Pada 31 Juli, perawat mengatakan jika kondisi pasangan ini sama-sama memburuk.
Mendengar kabar itu, dua dari lima anaknya segera datang dan menemani kedua orangtuanya.
Mereka sempat membaca kitab suci sebelum akhirnya Jeanette meninggal pada pukul 5.10 sore hari.
Mereka kemudian memberitahu Henry jika istrinya tercinta telah berpulang.
"Ayah, ibu telah pergi, kamu tidak perlu berjuang lagi untuk bertahan. Kamu bisa pergi jika kamu mau," ucap anaknya yang tertua.
Mendengar kalimat itu, Henry hanya terdiam. Ia meninggal dunia 10 menit kemudian.
Henry meninggal pada pukul 5.30, 20 menit setelah kematian istrinya. Keluarga menguburkan mereka pada hari yang sama di hari Senin. (*/tribunsolo/galuh palupi swastyastu)