Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

LUAr BIASA! 16 Tahun INA Shunt Bantu Sembuhkan 10 Ribu Penderita Hidrosefalus

Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggandeng PT Phapros, Tbk akan memasarkan alat yang menjadi obat penyakit hidrosefalus.

Penulis: suharno | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG/SUHARNO
HIDROSEFALUS- Dokter UGM Temukan Obat Penyakit Hidrosefalus Yang Murah dan Berkualitas Baik. Dokter Indor Basuki (kanan) dan dr Paulus Sudiharto (tengah) menjelaskan cara kerja INA Shunt. 

SOLO, TRIBUNJATENG.COM - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggandeng PT Phapros, Tbk akan memasarkan alat yang menjadi obat penyakit hidrosefalus.

Alat yang menjadi obat penyakit hidrosefalus bernama INA Shunt ini merupakan penemuan dari staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dr dr Paulus Sudiharto.

Berawal dari hanya ada produk impor untuk memasang alat dan harganya juga sangat mahal, maka Sudiharto berinisiatif untuk menciptakan alat asli Indonesia yang dinamakannya INA Shunt.

"INA itu berarti Indonesia, sedangkan shunt berarti menyalurkan atau yang dimaksud disini menyalurkan cairan dari otak ke tubuh," ujarnya saat mengikuti rangkaian kegiatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) di Solo, Selasa (9/8).
Sudiharto mengatakan alat yang berupa katup yang berada di ujung selang untuk mengalirkan cairan dari otak ini, dia desain pada 1979 lalu.

Kemudian, pada 1980, Sudiharto membuat prototype yang dikembangkan menjadi alat untuk menyembuhkan para penderita hidrosefalus.

"Bahan baku memang impor semua, tetapi ide asli dari Indonesia. Selama 36 tahun ini atau hingga 2016, sudah 9.000 hingga 10.000 INA Shunt digunakan oleh dokter ahli bedah di Yogyakarta untuk menyembuhkan penderita hidrosefalus," jelasnya.

Berbeda dari alat penyembuh hidrosefalus dari sejumlah negara lainnya, menurut dokter bedah UGM, Dr dr Indro Basuki mengatakan, karya dari Paulus Sudiharto memiliki katup semilunar di sistem pompa dan selang kateter.

"Fungsi katup semilunar ini berfungsi untuk mencegah cairan yang telah dipompa masuk kembali ke dalam rongga kepala dan mengatur aliran sehingga tidak banyak terpengaruh aktivitas pasien dan juga bahannya anti selip," papar Indro.

Hal ini yang membuat PT Phapros tertarik untuk memasarkan produk dari dosen UGM demi membantu masyarakat yang menderita penyakit hidrosefalus.

Menurut Direktur Utama PT Phapros Tbk, Barokah Sri Utami, mengatakan, untuk membeli katup INA Shunt ini pasien hanya butuh merogoh kocek sebesar Rp 2 juta - 3 juta.

Harga tersebut menurutnya jauh lebih murah serta mengurangi tingkat risiko pada perawatan pasien hidrosefalus dibandingkan peralatan dari luar negeri yang diimpor.

Dr Indro Basuki juga memaparkan jika INA Shunt akan dimasukan ke dalam e-catalogue, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sehingga pasien digratiskan biaya apapun.

"Untuk operasi (hidrosefalus) saja sudah 700 dollar AS. Itu belum termasuk rawat inap dan obat yang total bisa mencapai 1.200 dollar AS. Tetapi karena sudah dimasukan ke e-catalogue, maka pasien terutama rakyat menengah ke bawah dipastikan gratis untuk operasi hidrosefalus dan mendapatkan INA Shunt," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved