Kisah Inspiratif
2 Anak Berprestasi Ini Tinggal di Gua dengan Penerangan Obor, Para Guru Menangis Dengar Kisah Mereka
Beratapkan gua dan lantai tanah, keduanya tidur di atas bale yang terbuat dari bambu dengan alas plastik hitam
TRIBUNJATENG.COM - Bagi sebagian besar warga Filipina, pendidikan merupakan hal yang sangat penting.
Para orang tua akan melakukan berbagai cara agar anak-anaknya bisa sekolah setinggi-tingginya.
Termasuk menjual tanah atau hewan ternak yang dimilikinya.
Hal itu juga didukung oleh semangat anak-anak di Filipina yang begitu besar untuk berskolah.
Seperti semangat yang dimiliki oleh dua siswa di SD Mangle di Sipocot, Camarines Sur, Filipina, yakni Jayson dan Juan Garana.
Meski lokasi sekolahnya sangat jauh dari rumahnya, namun mereka selalu semangat sekolah setiap hari.
Mungkin Anda terbiasa ketika mengetahui ada siswa yang jarak antara rumah dan sekolahnya jauh.
Namun kisah kedua bocah ini lain daripada biasanya.
Hal itu bermula ketika guru kedua murid yang merupakan adik kakak itu memutuskan untuk berkunjung ke rumahnya.
Dikutip dari laman elitereader, kedua murid ini diketahui sebagai siswa yang cukup berprestasi di sekolahnya.
Untuk itu, guru tersebut ingin berusaha mengenal murid-muridnya lebih dekat lagi.
Keseharian kedua murid itu sama dengan murid lainnya, mereka rajin menjawab pertanyaan, mengerjaan PR bahkan tak pernah terlambat masuk sekolah.
Hanya saja, mereka lebih sering terlihat tidak banyak jajan seperti anak lainnya.
Bahkan mereka juga kerap tidak membawa bekal ke sekolah.
Namun betapa terkejutnya guru mereka, ketika mengetahui bahwa kedua murid kesayangannya itu ternyata tinggal di sebuah gua yang sangat jauh dari pemukiman warga.
Benar-benar kondisi tempat tinggal yang tidak layak untuk anak-anak atau siapapun.
Beratapkan gua dan lantai tanah, keduanya tidur di atas bale yang terbuat dari bambu dengan alas plastik hitam.
Tak ada listrik, penerangan yang mereka dapatkan hanya bersumber dari obor yang disulutnya setiap malam.
Setiap harinya, Jayson dan Juan Garana turun bukit di pagi hari dan naik kembali di malam hari, hanya untuk pergi ke sekolah.
Gurunya mengatakan, meskipun hidup miskin namun mereka tidak pernah melewatkan satu kelas kecuali mereka sakit.
Keduanya tinggal bersama sang ayah, Johnny, di dalam gua tersebut.
Menurut Johnny, mereka sempat memiliki rumah kecil, namun dua tahun yang lalu mereka harus kehilangan rumahnya karena ada badai besar.
Badai itu kemudian menghempaskan gubuk kecilnya beserta seluruh isinya.
Tidak bisa mengandalkan bantuan pemerintah, mereka akhirnya memutuskan untuk tinggal di dalam gua.
Anehnya, Jayson dan Juan merupakan murid yang rajin.
Meskipun kesulitan mereka, termasuk kurangnya listrik, air yang mengalir, fasilitas sanitasi, dan bahkan uang makan siang untuk sekolah, mereka berhasil mendapatkan nilai yang baik.
Menurut pengauan ayahnya, ibunya meninggalkan mereka tahun lalu.
Tapi sang ayah selalu mendukung mereka, dan kerap hadir untuk menghibur anak laki-lakinya pada setiap kegiatan sekolah besar.
Foto saat gurunya mengunjungi gua yang jadi rumah muridnya :
Ini videonya:
(*/tribunnewsbogor/Vivi Febrianti)