Kisah Lucu MUKIDI Terima Rapor dan Merogoh Kutang Penjual Rujak
Tribunjateng.com sudah upload puluhan cerita lucu MUKIDI yang mendapat sambutan hangat dari ratusan ribu pembaca di dunia maya.

TRIBUNJATENG.COM - Berikut ini beberapa cerita lucu MUKIDI yang juga tidak membosankan. Tribunjateng.com sudah upload puluhan cerita lucu MUKIDI yang mendapat sambutan hangat dari ratusan ribu pembaca di dunia maya.
Kisah-kisah lucu ini masih beredar berantai dari ponsel ke ponsel baik melalui WA, BBM, instagram, twitter maupun facebook. Tak ada maksud apapun yang disampaikan tribunjateng.com kecuali ingin menghibur pembaca.
================================
MUKIDI TERIMA RAPORT DI BANYUMAS
Terjadi dialog antara MUKIDI dengan MUKIJAN sang ayah terkait rapor sekolah. Dialog ini menggunakan bahasa Jawa logat Banyumasan.
Mukidi: "Pak, mengko pas preian nyong ditukokna pit ya.."
Mukijan: "Oke, tapi rapot sekolahmu kudu ana angka 9-e. Telu bae, ora usah kabeh".
Bar tampa rapot ...
Mukidi : "Pak, rapote inyong ana angka 9-ne telu. Pit-e endi, Pak..?!"
Mukijan : "Naaaahhh kaya kuwe sing jenenge anake Inyong. Pinter sekolahe. Kae pit-e wis tek tukokna. Rapote endi..??"
Mukidi: "Tek delah nang ndhuwur tivi, Pak..." ujare Mukidi karo ngglindhing numpak pit anyar.
Mukijan kaget mbukak rapote Mukidi.
Isi Raporte
Matematika = 3, IPA = 4, Penjas = 4, IPS = 4, Bhs Ind />Sakit = 9
Ijin = 9
Alpa = 9
Mukijan: Mukidiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii....!!!! "
================================
MUKIDI BAYANGKAN CARA CETAK KONDOM
Seorang dokter bedah melihat Mukidi yang akan dioperasi kelihatan resah gelisah. Dokter pun menghiburnya dengan candaan.
Dokter: “Bapak tau cara membuat sarung tangan karet yang sedang saya pakai ini?”
Mukidi: “Tidak dok.” (Sambil memberi isyarat dengan tangannya).
Dokter: “Begini Pak. Karet mentah direbus sampai meleleh lalu pegawai pabrik rame2 mencelupkan tangan ke dalam cairan karet itu. Setelah itu tangan segera diangkat untuk diangin-anginkan. Tak lama kemudian jadilah sarung tangan seperti ini.”
Mukidi tiba-tiba tertawa sendiri di pembaringan.
Dokter: “Mengapa Anda tertawa seperti itu?”
Mukidi: “Dengar cerita dokter tadi, saya lalu membayangkan bagaimana cara membuat kondom.”
Dokter: hehehehe
================================
MUKIDI ROGOH KUTANG PENJUAL
Mukidi ke pasar. Dia mau kulineran nyari rujak cingur khas Jawa Timur. Jumpa seorang wanita pedagang rujak bertubuh montok namanya Mukinah.
Mukidi: “Bu, rujak satu, berapa?”
Mukinah: “Sepoloh rebu, cak.”
Selesai dibungkus, Cak Mukidi bayar dengan uang Rp 20.000.
Mukinah: “Cak, tangan saya lagi belepotan, kembaliannya ambil sendiri di sini ya,” (Sambil menunjuk belahan dada atas).
Tanpa ragu-ragu Mukidi merogoh kutang pedagang itu karena yakin ada uang tersimpan di dalam.
Mukidi: “Nggak ada Bu.”
Mukinah: “Lebih dalam lagi, terus, terus. Ke kanan, ke kiri.”
Mukidi: “Nggak ada Bu.”
Mukinah: “Ya sudah.”
Mukidi: “Lah terus mana kembalian saya?”
Mukinah: Sampeyan kira goh-rogoh nang njero kutang ku gratis ta?
Mukidi: ....hadewh
================================
MUKIDI NGGAK PUNYA KUNCI WARUNG
Katijah belanja untuk bikin kue lebaran di warung Mukidi
Katijah: “Mas ada terigu?”
Mukidi: “Gak ada bu.”
Katijah: “Telor?”
Mukidi: “Kosong bu?”
Katijah: “Gula pasir?”
Mukidi: “Habis!”
Katijah: “Terigu gak ada, telor kosong, gula pasir habis. Kenapa gak ditutup saja tokonya?”
Mukidi: “Kuncinya gak ada bu.”